Ketika transformasi digital terjadi kita berbondong-bondong menjadi masyarakat digital karena banyak kelebihannya. Kita dapat berinteraksi tidak terbatas tempat atau ruang. Proses komunikasi jarak jauh dapat dilakukan dengan cepat bahkan real time serta mudah dalam menyebarkan maupun mencari informasi. Aktivitas masyarakat dapat dilakukan dengan lebih cepat, efektif dan efisien sehingga bisa meningkatkan produktivitas.
Made Sudaryani, strategic management & HR consulting menjelaska, kelebihan lain menjadi masyarakat digital secara ekonomi juga semakin luasnya lapangan pekerjaan terutama yang terkait dengan teknologi informasi dan komunikasi. Namun kita juga harus tahu kelemahan menjadi masyarakat digital.
Berkembangnya jenis kejahatan baru berupa kejahatan dunia maya atau cybercrime. Pemanfaatan teknologi digital yang tidak pada tempatnya justru bisa menurunkan tingkat produktivitas.
“Misalnya kita tergiur untuk membuka konten hiburan saat sedang bekerja, atau juga selalu berinteraksi di media digital seperti media sosial sehingga melupakan sosialisasi di dunia nyata,” jelasnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (07/10/2021).
Kelemahan lainnya adalah berkurangnya batas-batas privasi karena terkadang kita terlalu membuka cerita mengenai diri sendiri. Maka semua kelemahan dari masyarakat digital ini ini sebenarnya dapat diatasi dengan cara kesadaran dalam diri individu untuk terus berhati-hati di dalam ruang digital.
Kelemahan ini sebenarnya terkadang sadar atau tidak sadar dilakukan dan akhirnya dapat membahayakan dari masyarakat digital itu sendiri. Oleh karena itu sebaiknya kelemahan-kelemahan dari masyarakat digital dapat diatasi menjaga keamanan digital dengan cara menjaga data diri, perangkat digital pun penting untuk dijaga.
Membatasi untuk melakukan hal-hal di luar dari kewajiban kita di ruang internet sehingga produktivitas kita tidak terganggu dan terakhir menyadari apa saja bentuk-bentuk privasi diri kita yang tidak selayaknya diumbar di ruang digital.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Dicky Renaldi (Kreator Konten), Gunawan Lamri (CEO PT. Kuliner Anak Bangsa), Defira Novianti Crisandy (Ketua RTIK Kota Sukabumi), dan Kila Shafia sebagai Key Opinion Leader