Anak-anak kini sudah terbiasa dengan internet, namun tetap harus didampingi sekalipun saat mereka sedang belajar. Sebagai orang yang lebih dewasa, kita wajib mengarahkannya mereka untuk selalu berhati-hati terhadap kejahatan digital. Apa saja yang harus mereka tahu dan bagaimana menjelaskan kepada anak-anak.
Yuyun Umaidah, dosen Universitas Singaperbangsa Karawang memberikan tips bagaimana menyampaikan pesan keamanan digital bagi anak. Salah satu kejahatan phishing dengan pemberian data pribadi yang lengkap dapat menyebabkan kerugian besar secara finansial. Ajari anak untuk tidak memberikan data yang sangat lengkap di media sosial mereka. Nama lengkap, nama orang tua, tempat tinggal hingga nomor indentitas.
“Mengenai data pribadi lainnya anak-anak juga harus di beri tahu soal password yang harus selalu dijaga. Jangan lupa untuk me-logout ketika usai membuka media sosial di perangkat temannya. Ubah password secara berkala dan buat password dengan kombinasi yang sulit ditebak,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021).
Selanjutnya mengenai hak kekayaan intelektual, beri pemahaman kepada anak yang ada di internet ini tidak semuanya gratis. Jadi jangan sampai kita melanggar hak cipta seperti men-download aplikasi game buku film atau musik secara ilegal. Ada beberapa yang memang gratis kita bisa mengunduhnya secara bebas tapi juga ada beberapa yang harus berbayar dan mereka diharapkan untuk mengikuti. Jika mengunduh secara ilegal juga selain tidak menghargai karya milik orang lain juga dapat berbahaya untuk perangkat yang digunakan. Sebab biasanya website tersebut rentan kejahatan digital.
Ingatkan mereka untuk upload foto atau video tidak memalukan atau merugikan hati-hati juga menggunakan web camera karena bisa saja spyware yang ada pada laptop dan mereka tidak mengetahui jika sebenarnya kamera merekam dia.
“Ingatkan juga kepada anak terutama yang sudah remaja untuk tidak membagikan foto atau video mereka dalam keadaan tidak senonoh sebab itu akan menjadi konsumsi umum. Foto dan video mereka dijual ke pihak-pihak yang membutuhkan materi-materi pornografi,” ungkapnya.
Selain itu mengenai cyberbullying arahkan mereka agar tidak mudah terprovokasi dengan kekerasan, kejahatan atau pelecehan melalui tulisan. Jangan juga mudah percaya dengan kenalan online dan batasi pemberian informasi yang bersifat pribadi kepada orang yang baru dikenal di media sosial.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Dicky Reynaldi (Kreator Konten), dr. Katherine (Praktisi Kesehatan), Ryzki Hawadi (Founder Attention Indonesia), dan Yumna Aisyah sebagai Key Opinion Leader.