Data APJII menyatakan, penetrasi pengguna internet di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan angka pertumbuhannya. Pengguna internet pun bisa terkoneksi setiap saat.
Ricco Antonius, Founder of Patris Official Store mengatakan bahwa dunia digital ini merupakan tempat kita berekspresi. Era digital membuka sebuah tatanan baru dalam cara kita berekspresi di masa kini. Kita bisa menjadi apapun dan siapapun sebebas-bebasnya. Akan tetapi, hal yang harus dipahami ketika kita berekspresi di ruang digital yakni konsekuensi dari setiap tindakan kita dunia digital.
“Kebebasan berekspresi kalau enggak dipakai dengan benar akan membuat distorsi antara fakta dan opini. Karena dia hanya mau melakukan atau menyebarkan segala sesuatu yang menurutnya benar,” ujar Ricco dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (16/10/2021).
Menurutnya, hal semacam itu akan menimbulkan dampak negatif dan masalah. Di antaranya, hoaks, cyberbullying, pelanggaran asusila, hate speech, scam, cybercrime, hingga penggiringan opini.
Kebebasan berekspresi perlu dipikirkan secara matang karena akan meninggalkan rekam jejak digital. Ketika rekam jejak digital kita negatif dan tersebar, hal itu akan tertinggal dalam waktu yang lama.
Di samping itu, apabila kita menggunakannya secara negatif, bisa saja berpotensi melanggar aturan dalam UU ITE Pasal 27 yang didalamnya mengatur aturan terkait kesusilaan, perjudian, penghinaan, serta pemerasan dan pengancaman di ruang digital. Selain itu, terdapat juga aturan mengenai berita bohong, penyesatan konsumen, dan penyebaran kebencian menggunakan SARA pada UU ITE Pasal 28.
“Penting sekali untuk kita bisa menjaga dan berekspresi secara positif di ruang digital ini. Ketika kita ingin membagikan sesuatu, selalu berpikir terlebih dahulu dan menerapkan prinsip THINK (True, Helpful, Inspiring, Necessary, Kind),” jelas Ricco.
Pertama, true, apa yang kita posting apakah sesuai dengan fakta. Kedua, helpful, apa yang kita posting bermanfaat. Ketiga, inspiring, segala informasi yang kita sebarkan ke media sosial bisa menginspirasi. Keempat, necessary, apakah yang kita sebarkan itu penting atau tidak. Kelima, kind, apakah yang kita sebarkan itu baik atau tidak. Oleh karena itu, selalu bertanya dan refleksikan kepada diri sendiri sebelum mem-posting sesuatu.
Menurutnya, lebih baik kita menjadi seorang konten kreator yang positif. Memanfaatkan media sosial untuk membangun relasi, pengembangan diri, mengekspresikanhal positif, dan berbagi ilmu. Saring setiap postingan sebelum diunggah untuk menjaga rekam jejak digital.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Theo Derick (CEO and Founder of Coffee Needs Stocks), Firda Kusumastuti (Universitas Muhammadiyah Malang, Dosen Japelidi), Umar S (Kepala Sekolah MA Adzikro Astanajapura Cirebon), dan Martin sebagai Key Opinion Leader.