Para pebisnis kini dapat memanfaatkan ruang digital semaksimal mungkin untuk berdagang dan melakukan pemasaran. Ketika bisnis offline dirintis, itu akan memerlukan biaya yang lebih saat mencetak poster atau pamflet. Alat promosi itu di dalamnya ada informasi tentang produk, kemudian disebar kepada teman- teman.
Riyana Mereta Hermawati, podcaster Ilsihasa Indonesia mengatakan, misalnya tren bisnis jualan buket. Penjual konvensional harus selalu menenteng-nenteng buket kesana kemari untuk berjualan. Hal itu akan lebih mengeluarkan biaya yang lebih. Ketika menggunakan media digital itu juga memudahkan konsumen mendapatkan informasi.
“Konsumen dapat mendapatkan informasi apa saja yang dijual. Ada buket bunga, buket uang. Kemudian ada juga custom buket dari flanel. Harga juga dapat diketahui langsung calon pembeli,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (18/10/2021).
Jangkauan lebih luas lewat media digital dapat berjualan di Facebook, Instagram Twitter atau apapun itu. Membuat produk kreatif baru ini dapat dimiliki oleh orang daerah karena belum ada di tempat mereka. Waktunya operasionalnya lebih fleksibel karena tidak perlu tinggal di rumah atau selalu siaga di toko. Toko online memudahkan mobilitas karena toko berada dalam genggaman.
Para penjual online hanya perlu cek siapa saja memesan, didata lalu dikerjakan dan dikirim. Lebih mempermudahkan kita dalam berbisnis. Media digital sebagai transaksi digital manfaatnya dalam transaksi digital. Kalau dulu kita misalnya mau transfer itu harus ke bank atau ATM kini m-banking atau uang kita ada di dompet digital.
“Kini toko-toko hanya menempelkan barcode di gerobak, warung mereka. Dengan nomor handphone juga konsumen yang jauh dapat membayar pesanannnya. Kini tidak hanya nomor rekening saja yang diberikan penjual online kepada konsumennya,” sambungnya.
Uniknya para pengamen juga sudah menerima uang digital, mereka menyanyi dengan di depan mereka bukan hanya kotak uang tetap barcode dompet digital mereka. Luar biasa kecanggihan teknologi ini dimanfaatkan siapapun yang cakap digital.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Made Sudaryana (Konsultan), Aditianata (dosen Universitas Esa Unggul), Tim Hendrawan (Creative Director) dan Azzahira Karina sebagai Key Opinion Leader.