Tantangan orang tua di masa digital tentu berbeda dengan orang tua zaman dulu. Oriza Sativa, psikolog klinis menjelaskan, sebetulnya secara psikologis, orang tua harus paham bahwa ada konformitas dalam diri manusia.
Siapapun dia entah itu dewasa atau anak-anak. Jadi ada sifat ikut-ikutan, mungkin anak-anak kita sebenarnya dia tidak terlalu suka gadget tapi mmm karena ikut-ikutan temannya. Seperti, ada yang tidak terlalu genit tapi karena ada tren TikTok jadi dia hanya ikut-ikutan.
Hati-hati dalam hal ini, memang perlunya memantau panutan hidup dari anak-anak kita. “Kalau zaman dulu, hanya orang tua serta guru yang menjadi panutan kita. Apapun yang mereka sampaikan itu sudah kita anggap paling benar. Tapi sekarang anak-anak memiliki panutan yakni para selebgram dan perilakunya juga banyak yang baik-baik tapi banyak yang juga aneh,” jelasnya di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/10/2021).
Misalnya, sekarang ada selebgram yang kabur dari karantina usai pergi dari luar negri. Tentu ini sebuah contoh yang tidak patut dicontoh oleh para pengikutnya yang sudah mencapai jutaan di Instagram.
Kebutuhan untuk eksis, narsis, identifikasi diri, jati diri dan yang terakhir adalah harus memahami adanya kerentanan kepribadian. Anak-anak zaman sekarang sebetulnya cenderung untuk merasakan fobia. Mereka cemas dan depresi ditambah lagi dengan paparan yang ada di internet banyak sekali.
“Pengalaman saya di tempat praktek mereka itu menjadi perilaku yang mengkhawatirkan. Beberapa ada yang ingin mengakhiri hidup dan sebagainya,” ungkapnya.
Fakta lain memperlihatkan, tidak semua orang tua menyadari anaknya kecanduan gadget. Jadi pemahaman bahwa apa itu kecanduan gadget penting dikuasai oleh orang tua milenial saat ini. Mengutip, kepala departemen kesehatan jiwa RSCM mengatakan, jadi tidak semua anak yang konsisten bermain game layak disebut kecanduan gadget sering terjadi faktanya adalah overestimate dan underestimate atau sebaliknya overdiagnosis atau underdiagnosis.
Anak-anak yang seharusnya sudah ditangani karena sebelumnya orngtuanya tidak merasa seperti itu. Banyak anak-anak yang sebetulnya dia tidak kecanduan tapi memegang gadget terus karena sekolah. Orang tua sudah panik dan sering melarang anaknya memegang gadget sehingga anak menjadi bingung.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Stefany Anggriani (Beauty Influencer), Herman Pasha (Pakar Etika), Didin Miftahuddin (Founder GmartPro Indonesia), dan Kevin Joshua sebagai Key Opinion Leader.