Di dunia digital, terdapat tiga hal utama yang harus diamankan, yaitu aset digital, transaksi online, dan aman dari hoaks.
Aset-aset digital yang perlu dilindungi adalah email, platform chat, marketplace, media sosial, banking online, dan aplikasi lainnya yang memuat informasi pribadi kita. Aset digital dapat dilindungi dengan menyalakan fitur keamanan ganda atau two factor authentication), tujuannya agar setiap ada aktivitas login bisa diverifikasi. Kemudian, buat password yang berbeda dari setiap akun.
“Jika kita lalai bisa dicuri data-data kita, digunakan untuk mendaftarkan pinjol, dan bisa digunakan untuk menipu orang lain atas nama kita. Itu juga sangat berbahaya karena bisa merugikan kita dan orang sekitar. Jadinya kita harus lebih waspada terhadap aset digital dan data pribadi kita,” ucap Diondy Kusuma pemilik Diana Bakery dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (23/10/2021).
Aman berbelanja dan bertransaksi secara online perlu diperhatikan. Pasalnya, beberapa kasus penipuan dalam transaksi online masih sering terjadi, seperti barang tidak dikirim, barang yang sampai tidak sesuai deskripsi, marketplace di-hack, hingga modus penipuan melalui sistem pembayaran cash on delivery (COD).
Agar aman ketika melakukan transaksi online, cari toko dengan alamat jelas, memeriksa rekening pencual melalui situs cekrekening.id, cek ulasan dari pembeli, waspadai barang dengan harga tidak wajar, gunakan perangkat sendiri saat bertransaksi, dan selalu upayakan berbelanja pada platform resmi seperti marketplace.
Kemudian, aman dari hoaks di ruang digital. Hoaks merupakan berita bohong dan kebanyakan tersebar secara online. Semenjak pandemi berlangsung, hoaks jadi lebih mudah tersebar terlebih yang menyangkut kesehatan.
Ia menjelaskan, hoaks bisa dengan mudahnya tersebar karena penerima informasi sendiri tidak paham kalau itu hoaks, tidak melakukan corsscheck terlebih dahulu, dan ingin mendapat pengakuan sosial. Hoaks dengan mudah diidentifikasi melalui judul-judul yang provokatif. Selain itu, biasanya hoaks selalu memuat informasi untuk diviralkan dan disebarkan.
“Selalu cek kebenaran informasi atau berita yang kita terima. Jangan langsung disebarkan begitu saja. Cek melalui situs Kominfo, TurnBackHoax, atau dari Google. Jika ragu apakah itu hoaks atau bukan lebih baik stop informasinya di kita dan dilaporkan” jelasnya.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Reza Haryo (Group CFO Floaton Bahari Indonesia), Mario Davys (Pengurus Pusat Relawan TIK Indonesia), Gunawan Lamri (CEO of PT Kuliner Anak Indonesia), dan Kevin Joshua sebagai Key Opinion Leader.