Kaliat ‘dunia dalam genggaman’ menjadi kenyataan. Pasalnya, saat ini hanya menggunakan satu gadget di tangan kita bisa melakukan apapun. Ketika kita sadari dan pahami, kehadiran dunia digital memudahkan segala hal.
Beberapa kemudahan dari dunia digital di antaranya berjualan online, platform digital yang beragam, hingga banyaknya games.
“Di dunia digital, hobi saat ini bisa menghasilkan uang. Misalnya dulu bermain medsos dapat menghabiskan uang dan waktu, tetapi berkembangnya medsos sekarang bisa digunakan untuk menghasilkan uang,” ungkap Irsan Maulana, Ketua Relawa TIK Kota Cimahi dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin (25/10/2021).
Selain itu, hobi fotografer bisa menghasilkan uang di era digital. Kita bisa menjadikan hobi foto menjadi profesi kerja dengan membuka jasa foto dan membangun portofolio di media sosial. Kemudian, kita pun bisa menjual hasil foto kita ke situs-situs foto seperti Shutterstock dan Adobe Stock. Kemudian, hobi bermain game atau gamer saat ini bisa menghasilkan uang. Games juga telah menjadi cabang olahraga e-sport dan memiliki potensi untuk memberikan penghasilan.
Hobi berjualan pun saat ini bisa dilakukan secara online. Di era jualan online ini kita bisa melakukannya tanpa modal dengan sistem dropship melalui e-commerce.
“Ketika dunia digital itu memberikan kemudahan, hal yang paling penting bagi orang-orang yang belum bekerja atau mencari kerja ada peluang yang bisa dilakukan seperti freelamce,” tuturnya.
Lanjutnya, di dunia digital ini banyak aplikasi dan situs-situs yang menyediakan beberapa pekerjaan tambahan dengan sistem freelance tanpa harus keluar dari rumah. Pekerjaan ini bisa disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan kita. Situs-situs tersebut di antaranya Sribulancer, freelancer, dan Freelance Kerja.
Untuk melakukan itu semua, kita hanya perlu memulainya dengan sebuah ide dan melakukan apa yang kita suka di dunia digital.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Harjono (Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi), Nindy Tri Jayanti (Entrepreneur), Tim Hendrawan (Creative Director), dan Clarissa Darwin sebagai Key Opinion Leader.