Di dalam berkehidupan di dunia digital banyak etika yang harus kita taati dan jalani. Salah satu etika saat berinteraksi menggunakan pesan singkat. Misalnya saat kita chatting di grup WhatsApp (WA) kita tahu sendiri aplikasi tersebut sering menjadi tempat untuk berkonflik. Hal itu tentu disebabkan karena tidak adanya etika digital dari setiap anggota grup WhatsApp tersebut.
Elangga Seta, konsultan Teknologi Informasi mengatakan, ada jenis-jenis postingan yang tidak disukai di grup WhatsApp yaitu adalah postingan yang ambigu. Sebuah pesan yang di tujukan tidak langsung pada orangnya sehingga membuat pertanyaan besar hal itu ditunjukkan untuk siapa. Atau juga mengenai informasi mengenai seseorang tapi tidak disebutkan itu menjadi sebuah ambigu yang dapat menjadi kesalahpahaman antar anggota grup WhatsApp tersebut.
Kemudian instruksi yang harus segera dilaksanakan. “Misalnya atasan saat menyuruh kebawahan tapi dia instruksikan di grup. Seharusnya sebagai atasan itu juga memiliki etika digital, jika perintah pekerjaan sebaiknya dilakukan secara pribadi,” ungkapnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (25/10/2021).
Kemudian posting-an yang tidak disukai di grup WhatsApp adalah list berantai yang tidak ditujukan untuk semua orang di grup tersebut. Konsumsi publik sesuatu yang bukan untuk dibagikan atau tidak diketahui oleh seluruh anggota grup WhatsApp. Sesuatu yang sudah diposting orang lain tentu ini seperti mengulang apa yang sudah telah dibahas. gambar-gambar yang mengganggu meskipun itu lucu tapi jika dikirimkan secara sering juga akan mengganggu seluruh anggota grup WhatsApp. Postingan yang menimbulkan perdebatan itu juga sebaiknya dihindari karena anggota grup WhatsApp tidak ingin ada perdebatan.
“Semua orang ingin hidup dengan kedamaian. Hal lain yang terjadi, metika ada yang berkomentar lalu dikomentari balik lalu mengajak berdebat. Padahal seharusnya perdebatan atau komentar itu dapat dilakukan secara pribadi bukan di grup,” ujarnya.
Terakhir posting-an yang membuka kesalahan orang lain di depan semua orang. Tentu ini secara etika jelas tidak baik. Setiap orang harus menyadari konten seperti apa atau bahasan apa yang pantas dibagikan di grup yang dapat dilihat banyak orang dan postingan apa yang tidak pantas. Cara menyampaikan juga harus disadari, mana yang harus disampaikan personal, mana yang boleh disebarkan sehingga dapat dilihat oleh semua anggota grup. Apalagi saat harus mengkritik atau mengomentari perilaku seseorang, tentu tidak elok jika di grup. Hal tersebut sama saja kita membuka aib seseorang.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Lucia Palupi (praktisi event Organizer), Iwan Kemrianto (Founder yukbisniskost), Asep Suhendar (Relawan TIK), dan Gabriela Citra sebagai Key Opinion Leader.