Kasus penipuan online saat sedang berbelanja tidak pandang bulu siapapun dapat menjadi korbannya bahkan sesama penjual online mengalami penipuan online atau memang menjadi target sasaran.
Nindy Tri Jayanti, enterpreneur sekaligus penggiat UMKM menceritakan, saat ada transaksi pembeli mengirimkan bukti transfer. Setelah mengecek mutasi rekening, transfer tidak masuk, penjual mengirim barangnya tidak sesuai atau bahkan sama sekali menghilang.
Karena sekarang belanja online juga semakin marak juga di kalangan kita jadi metode bayar pun kita semakin dipermudah. Sekarang ada sistem Cash On delivery (COD).
“COD itu ketika barang datang baru kita bayar. Masyarakat kita belum terbiasa jadi ada salah satu kasus kurir itu diamuk saat barangnya itu sampai dan tidak sesuai. Padahal buka ke kurir kita meminta pertanggungjawaban, kurir hanya mengantarkan. Perlunya pengetahuan seperti ini menjaga kesalahpahaman di lapangan,” ungkapnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (26/10/2021).
Padahal jika membeli di marketplace ada fitur pengembalian dana jika barang tidak sesuai. Tapi pembeli juga harus mengecek kembali, bisa saja pembeli kurang teliti dalam membaca. Bisa salah ukuran ternyata ukuran itu dicantumkan sementara ekspektasinya ukuran itu lebih besar. Jadi penting untuk membaca deskripsi dengan teliti. Karena bisa jadi memang penjualnya sengaja melakukan penipuan tsupaya barangnya laku gitu. Sebaiknya dilakukan, kita bisa cari tahu dulu jangan langsung disalahkan pihak-pihak yang belum tentu bersalah.
“Biasanya mereka yang berada di perkampungan yang masih belum paham. Tugas dari platform marketplace sendiri yang memberikan edukasi. Dengan cara yang masyarakat dapat mengerti melalui video atau banner menarik. Jangan sampai ada korban dari kurir yang menjadi sasaran para pembeli yang masih kurang paham mengenai COD,” tutupnya.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Geri Sugiran (dosen STIKES Sukabumi), Bowo Suhardjo (Konsultan Bisnis), Arya Shani Pradana (Founder Tekape Workspace), dan Ida Rhynjsburger sebagai Key Opinion Leader.