Peluang-peluang bisnis online saat ini menimbulkan daya tarik baik dari konsumen maupun penjual karena kemudahannya. Berbisnis online ini dapat dikatakan sebagai cara kerja yang cerdas, karena kita bisa melakukannya hanya dari rumah.
Terlebih di masa pandemi, di mana orang berusaha semaksimal mungkin untuk bertahan hidup, termasuk di dalamnya dengan membangun usaha. Dari pandemi tersebut, kita bisa lihat saat ini banyak UMKM lama ataupun baru yang akhirnya go digital.
Menurut Reza Haryo, Group CFO Floaton Bahari Indonesia, memulai dan menjalankan bisnis online itu mudah. Beberapa alasannya karena tidak memerlukan izin usaha, tidak ada display secara fisik karena hanya membutuhkan katalog atau landing page, tidak bertemu konsumen secara langsung, cepat dan praktis, serta jalur distribusinya lebih pendek sehingga lebih kompetitif. Di samping itu, kita memiliki jangkauan sangat luas.
“Menjalankannya diperlukan kedewasaan. Karena kemudahan itu kalau misalnya sampai ke tangan orang yang salah malah menjadi kesempatan untuk berlaku tidak adil dan curang, serta tidak beretika,” tutur Reza dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021).
Etika tidak hanya berbicara mengenai prinsip moral ketika berinteraksi secara sosial, tetapi juga berinteraksi secara komersial. Sebelum memulai bisnis, kita perlu memiliki mindset untuk meluruskan niat kita dalam berjualan agar tetap sesuai dengan etika. Kita harus memberikan dampak dan manfaat positif bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Temukanlah alasan dan tujuan lain dalam berbisnis selain uang. Kemudian, mencontoh orang-orang yang sukses dan menginspirasi kita.
“Kalau kita menerapkan etika yang baik akan menghasilkan sesuatu yang biak juga. Lebih dalam lagi, menerapkan etika yang baik bisa menjadi poin pembeda dibanding kompetitor, meningkatkan reputasi usaha, dan konsumen jadi lebih loyal,” ungkap Reza.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Billy Kwananda (Wakil Ketua Bidang Pengembangan Bisnis GEKRAFS Jawa Timur), Iwan Kenrianto (Founder Yuk Bisnis Kost), Ellangga Seta (Entrepreneur dan IT Enthusiast), dan Ribka sebagai Key Opinion Leader.