Rekam jejak digital merupakan jejak yang kita tinggalkan di dunia digital baik yang disadari atau tidak. Bukhori, freelance programmer yang juga relawan TIK Sukabumi ini menjelaskan, ketika kita masuk ke dunia digital atau pun masuk digital, kita akan meninggalkan beberapa jejak yang tanpa kita sadari atau tidak.
Meskipun kita hanya sedang browsing internet, menonton film dan lain-lain itu kita sebenarnya sedang meninggalkan jejak di sana. Ada dua sifat jejak digital yang pertama adanya jejak digital pasif, yakni ejak data yang kita tinggalkan secara online daring dengan tidak sengaja dan tanpa sepengetahuan kita.
“Jadi kita tidak tahu apa yang kita tinggalkan misalnya, IP address serial handphone, laptop setiap apapun perangkat yang terhubung ke internet itu memiliki alamat ataupun IP address. Jadi jangan disangka kita dapat sebebas-bebasnyamelakukan kegiatan-kegiatan yang tidak baik di dunia internet karena kita selalu akan tercatat di IP address,” jelasnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (29/10/2021).
Bagaiman cara mengetahui IP address? Nanti ada di ataupun orang yang memang ahli untuk mengecek in. Di mana pun Anda berada sudah dapat diketahui keberadannya. Jejak digital pasif lainnya ialah history pencarian, ini juga terkadang kita juga tidak sadar. Jadi sewaktu kita mengetikkan apa yang kita cari dan itu akan tersimpan di dunia digital apalagi sekarang mesin pencari itu sudah pintar.
Mereka akan menyimpan dan mempelajari apa yang kita cari dan akan menjadi habit pengguna. “Misalnya di Google saya cari sebuah merk sepatu kemudian ketika saya buka Instagram ataupun buka platform lain itu akan muncul iklan. Itu sudah masuk ke pencarian dan penggunaan dari jejak jejak digital yang secara dimanfaatkan oleh beberapa pihak termasuk social media untuk mengoptimalisasi iklan mereka,” tambahnya.
Sementara itu, jejak digital aktif ialah apapun yang kita unggah secara digital secara sadar, saat kita meninggalkan komentar, foto atau konten. Mengirim email juga termasuk. Sebenarnya aman dan tidak aman di media sosial, terutama aplikasi chatting meskipun platform mengklaim end to end enkripsi. Namun, banyak orang yang ingin membuka semuanya. Jadi kita harus berhati-hati meskipun platform sudah dirasa aman tetapi tetap buatan manusia sehingga bisa saja ada orang yang mengambil data kita
Kita juga harus menjaga jejak digifal aktif lainnya misalnya saat kita mengisi formulir daring. Itu akan tersimpan jadi ini secara sadar kita lakukan kemudian transaksi digital juga lokasi juga kita secara sadar aktifkan dan lokasi pengguna.
“Di media sosial juga sering kita tag sedang berada dimana secar live padahal tidak gunanya. Jika Anda ingin memberitahu kemana Anda pergi saat ini Anda dapat memposting late post atau tidak real time. Ketika sudah di tempat itu, Anda baru bisa mentah tempatnya” saran Bukhori.
Rekam jejak digital ini sangat erat kaitannya dengan perlindungan data pribadi data data pribadi yang sifatnya private itu nanti juga akan dibatasi apa aja sih yang yang seharusnya dan tidak kita serahkan ke jejak digital kita di dunia Internet.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Stefani Anggraeni (Influencer), Tim Hendrawan (Creative Director), Iwan Kemrianto (Entrepreneur), dan Yumna Aisyah sebagai Key Opinion Leader.