Pada era digitalisasi, kita memiliki kesempatan yang luar untuk belajar, memiliki banyak pilihan karir, bisa mempunyai kesempatan bisnis. Tetapi di balik sebuah kesempatan biasanya juga ada ancaman jika kita lengah.
Pebisnis Diondy Kusuma, owner Diana Bakery bercerita pengalamannya tertipu saat membeli online tiket konser pada tahun 2019. Saat itu, literasi digital belum banyak digaungkan seperti saat ini. Kini sudah banyak tips bagaimana menjaga keamanan digital. Menurutnya, berbicara soal keamanan digital ada tiga hal utama yang harus diamankan. Pertama, amankan aset digital, kedua adalah aman belanja atau transaksi online yang ketiga adalah aman dari hoaks.
Amankan aset digital, kita harus tahu apa saja yang termasuk aset-aset digital itu adalah email. Email itu penting karena semua akun kita umumnya itu menggunakan email untuk registrasi. Baik akun sosial media, akun di marketplace atau akun lainnya. menggunakan email email.
“Jadi jika sampai kebobolan oleh orang lain, orang lain bisa masuk tanpa sepengetahuan dan tanpa seizin kita. Semua bisa diambil, itu sangat berbahaya. Kita harus lindungi, termasuk WhatsApp, Line dan Telegram jangan sampai karena orang dapat mengakses masuk ke akun platform chatting bisa membahayakan orang lain, menipu juga hal lainnya,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (30/10/2021).
Cara melindungi aset digital kita dengan menyalakan two factor authentication atau verifikasi keamanan 2 langkah. Jadi maksudnya, seandainya password kita ketahuan oleh orang lain secara tidak sengaja, orang itu tidak bisa langsung masuk begitu saja. “Kita akan menerima sms verifikasi dulu yang berupa PIN, jika orang itu masuk dia harus masukin PIN yang sudah dikirimkan SMS ke kita. Jadi bisa dibilang seperti kunci ganda. Jadi lebih sulit untuk ditembus,” tuturnya.
Setelah itu, dalam menjaga aset digital diperlukan password yang kuat. Pengguna digital jangan membuat password seperti urutan angka atau huruf, nama lengkap, nama anak hingga tanggal lahir. Apapun yang mudah ditebak sebaiknya dihindari, kombinasikan angka, huruf dan simbol saat membuat password.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Leni Fitriani (Relawan TIK Jawa Barat), Andro Hartanto (Founder IOJIN), Ryzki Hawari (Founder Attention Indonesia), dan Martin Kax sebagai Key Opinion Leader.