Privasi adalah sebuah kesadaran, dulu waktu belum pandemi kita banyak melakukan kegiatan offline seperti seminar, pelatihan dan lainnya. Sering juga mengisi absen dengan menyertakan data diri seperti nomor telepon, email bahkan alamat. Pernahkah Anda menanyakan data pribadi itu akan diapakan oleh panitia dan bagaimana mereka menjaga data itu?
Aditianata dosen Universitas Esa Unggul mengatakan, seharusnya kita kritis karena itu terdiri dari data pribadi kita yang penting. Tanyakan, apakah mereka boleh sebarluaskan atau tidak jadi itu harus dikonfirmasi.
“Kita juga harusnya tegas kepada penyelenggara tidak boleh menyebarluaskan ke pihak ke pihak manapun. Seharusnya kita dapat bertanya hal itu agar dapat menjaga data sendiri juga orang lain,” jelasnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/10/2021).
Selain kritis, kita juga harus sadar jangan pernah menyebarkan identitas diri, seperti boarding pass karena ada barcode yang bisa diekstrak menjadi data digital. Kartu vaksin pastinya tidak boleh KTP juga kartu anak. Jangan lupa untuk menjaga data kita dapat diperiksa aplikasi yang ada di media sosial.
“Tidak bosan mengingatkan kembali aplikasi handphonenya yang digunakan untuk apa saja. Tidak dapat mengakses hal-hal yang tidak berhubungan. Jangan sampai aplikasi edit foto tapi bisa mengakses kontak, ini tidak terkait sehingga kita harus dapat mengecek kembali para pengaturan di ponsel,” ungkapnya.
Ada beberapa kasus pada ojek online dulu sebelum berganti sistem. Driver dan penumpang dapat berkomunikasi langsung. Sehingga sering terjadi pengancaman jika konsumen memberi bintang satu kepada driver atau kejadian lain yang sebenarnya sudah mengganggu privasi penumpang. Kini sudah diperbaiki, sekarang melalui call center dan tidak tahu kontak masing-masing.
Penyalahgunaan data lain juga terjadi pada pinjaman online (pinjol). Kalau sekarang banyak yang dihubungi oleh pinjol menagih kerabat yang berhutang tu karena ketika menginstal aplikasi pinjol itu biasanya mereka akan meminta akses untuk kontak kita. Hal inilah kemudian yang menyebabkan ketika pembayaran pinjol itu bermasalah atau macet aplikasi pinjol itu bisa mengakses nomor telepon yang ada di dalam handphone yang kemudian menghubungi orang-orang yang di dalam handphone itu.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Rafi Faudy Saifullah Sjukrie (Founder Tipsen Coffee and Eatry), Ronal Tuhatu (Psikolog), Esa Firmansyah (RTIK Indonesia), dan Winda Ribka sebagai Key Opinion Leader.