Pada revolusi dunia di society 5.0 dimana teknologi semakin canggih tetapi tidak meninggalkan manusia. Manusia akan tetap dibutuhkan dan menjadi penggerak dari teknologi itu sendiri. Bukannya teknologi yang menguasai manusia.
Astri Dwi Andriani, dekan fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Putra Indonesia mengatakan, ketika kita menjadi pengguna internet kita harus beradab dengan Netiket. Agar aktivitas kita di dunia maya tetap bebas tapi bertanggung jawab. Jika kita bertemu orang secara langsung harus ada etika, nilai, norma akhlak yang harus dipakai. Begitupun dengan di dunia maya, walaupun kita tatapan dengan mesin tetapi interaksinya dengan manusia. Etika harus tetap dipakai.
Netiket atau etika berinternet ini sepwrti kita melakukan review sebelum mengirim pesan. “Jangan sampai typo atau juga salah menggunakan emoticon. Misalnya harusnya berduka jadi bersuka, sangat berbeda artinya. Emoticon yang salah arti seperti mengeluarkan air mata tidak selalu menangis,” jelasnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (01/11/2021).
Hati-hati dengan kapital atau huruf besar semua karena biasanya mengindikasikan emosi yang negatif atau yang sedang marah. Karenasalah satu kekurangan media digital adalah kita tidak dapat menebak ekspresi atau respon lawan bicara kita. Ketua di ruang digital, kita harus mengatakan yang sebenarnya atau jujur tidak perlu fake account. Be yourself tidak memalsukan identitas dan tidak melakukan pencemaran nama baik, ujaran kebencian penghinaan atau hal negatif lainnya.
“Karena teman-teman aktivitas kita sadar nggak sadar dipantau oleh Badan Intelijen Negara, Kemenkominfo juga Polri, sebab ada regulasi yang mengikat kita. Ada undang-undang ITE kalau misalkan kita melanggar undang-undang ITE tersebut ancaman hukumannya tidak main-main maksimal 6 tahun penjara. Ancaman hukumannya dan denda sampai dengan Rp1 Miliar,” jelasnya.
Dalam mengirim pesan kita jangan mengirim spam atau kirim pesan sampah. Iklan dagangan di kolom komentar, karena orang-orang kalau misalnya menonton YouTube ketika ada Iklan apa yang kita lakukan pasti di-skip. Tuliskan pesan dalam bahasa yang komunikatif, mudah dimengerti, kirimkan jawaban atau respon di saat yang tepat.
Jangan sampai kita berinteraksi secara online dengan dosen jam 11.30 malam. Astri menegaskan, mahasiswa yang melayani masih sepi di luar daripada jam kerja mereka juga punya apa ya punya kehidupan sendiri, itu yang harus disadari mahasiswa juga para siswa bangku sekolah.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Lia D. Najib (Relawan TIK Cianjur), Bowo Suhardjo (Konsultan Bisnis), Katherine (Entrepreneur), dan Aflahandita sebagai Key Opinion Leader.