Sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Informasi jadi mudah didapat dengan memanfaatkan teknologi. Dampak era digital ini juga mempengaruhi perubahan kebutuhan dan kebiasaan perilaku sehari-hari.
Fakta zaman ini, keseharian masyarakat Indonesia sudah sangat bergantung pada teknologi. Hampir 9 jam bahkan lebih waktu yang kita habiskan di internet. Dari hal-hal semacam ini, tandanya telah ada kebiasaan dalam beradaptasi dengan teknologi. Bayu Purnama Ramadhan selaku Ketua Relawan TIK Kota Cirebon mengatakan lebih baik pemanfaatan teknologi ini dilakukan secara produktif.
“Penyesuaian terhadap teknologi yang biasa disebut sebagai transformasi digital. Dalam transformasi digital ini terdapat budaya digital,” tutur Bayu dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Cirebon, Jawa Barat, Kamis (04/11/2021).
Budaya digital merupakan sebuah konsep yang menggambarkan bagaimana teknologi informasi membentuk cara manusia berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi dalam masyarakat. Budaya digital mengacu pada pengetahuan, kepercayaan, dan praktik orang-orang yang berinteraksi di jaringan digital. Sebagai prasyarat penerapan budaya digital, transformasi digital lebih kepada mengubah pola pikir agar mampu beradaptasi dengan era ini.
Ada tiga aspek penting dalam membangun budaya digital. Pertama, partisipasi masyarakat dalam membangun budaya bersama. Kedua, remediation yaitu mengubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat. Ketiga, bricolage yaitu pemanfaatan hal-hal yang sudah ada sebelumnya untuk membentuk hal baru.
“Semakin mudahnya informasi semakin mudah pula budaya luar masuk ke bangsa kita. Era informasi ini membuat banyak perubahan di masyarakat yang berdampak pada kebiasaan yang dapat menggerus budaya bangsa,” ungkapnya.
Untuk itu, kita bisa memanfaatkan teknologi digital sebagai platform dalam mengenalkan budaya bangsa Indonesia. Ia mengatakan, kita bisa dengan mudah melestarikan budaya bangsa lewat digital. Pelestarian budaya sebagai sebuah jati diri bangsa dan pembeda negara kita dengan negara lainnya. Kemudian, agar budaya tidak pudar dan tidak di klaim oleh negara lain. Dalam upaya pelestariannya, kita bisa melakukannya melalui website, media sosial, film, karya digital, dan platform online lainnya dengan menuliskan atau membagikan budaya daerah baik berupa makanan, wisata, adat istiadat, tradisi, pakaian, atau kebiasaan.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Ratnawati (Kepala Program Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran SMK Wahidin Cirebon), Nindy Tri Jayanti (Entrepreneur), Ari B. Wibowo (Kepala Bidang Kemitraan Siberkreasi), dan Isnaini Arsyad sebagai Key Opinion Leader.