Pengguna internet di Indonesia telah mencapai 73,7 % dari total penduduk, yakni menjadi 202,6 juta orang menurut Data dari Asosiasi Penyedia Layanan Internet (APJI). Namun, peningkatan masyarakat yang melek digital ini tak diiringi kecakapan penggunanya, terutama dalam hal etika berkomunikasi di dunia maya.
Vivi Andriyani, Marcom Manager Bumbubumbuku mengatakan, pengguna internet sangatlah heterogen dengan berbagai macam profil di dalamnya. Mulai dari gender, usia, pendidikan, sehingga membuat anonimitas di dunia maya sangat bisa terjadi karena tak semua orang menggunakan nama atau akun asli.
“Fenomena penggunaan ruang digital dengan adanya perbedaan profil pengguna akan membuat interpretasi informasi menimbulkan masalah atau konflik akhirnya ada ujaran kebencian, hoaks, atau isu negatif dan menjadi viral,” katanya saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (8/11/2021).
Dia mengatakan, walaupun tidak berjarak dan bertatap muka etika dalam berkomunikasi di ruang digital tetap harus dipahami para pengguna, terutama dengan pengguna media sosial yang kini sudah mencapai 170 juta orang di Indonesia harus ada etiket dalam bermedia sosial. Seperti berhati-hati dalam menyebarkn informasi pribadi di internet, tetap gunakan etika saat berinteraksi dengan siapapun di internet, berhati-hati terhadap akun tidak dikenal, dan memastikan unggahan di media sosial tidak mengandung sara.
“Media sosial harus digunakan untuk hal positif seperti membangun relasi,” katanya lagi,
Karena itu perhatikan etika saat mengunggah sesuatu dengan menulis sumber foto atau kutipan, dan tidak mengunggah sesuatu yang tidak jelas sumbernya untuk menghindari hoaks atau berita palsu. Kemudian, mengambil sisi positif media sosial, dan menggunakan media sosial untuk proses pengembangan diri.
DI Webinar, hadir pula nara sumber seperti Maria Ivana, Graphic Designer JCO, Sophie Beatrix, seorang Psikolog Praktisi, Idayanti Sudiro, Certified Life & Wellness Coach, dan Vivian Wijaya, Enerpreneur & Beauty Enthusiast.