Berbicara tentang pergeseran budaya mencakup pergeseran perilaku manusia. Saat zaman dulu sebelum mengenal teknologi dan juga saat sudah adanya akses internet.
Zaman dulu saat kita ingin dengar lagu, kita ingin menonton film, kita harus beli kasetnya atau CD-nya. Tetapi di era digital sekarang kita cukup menginstal aplikasi-aplikasi yang menunjang untuk menikmati karya-karya kreatif tersebut seperti Spotify, iTunes, Netflix dan lain sebagainya tentu saja dengan akses internet.
Dalam aspek menyimpan dokumen kalau zaman dulu, 5 tahun lalu kita menyimpan data-data berupa dokumen, foto dan lainnya dalam bentuk flashdisk, hardisk dan lain sebagainya. Tetapi di era digital sekarang transformasi sudah semakin berkembang. Kita menyimpan secara online dengan melalui Google drive juga Dropbox.
Lia D. Najib, kreator konten yang juga relawan TIK Cianjur menyebut hal tersebut adalah pergeseran budaya yang kemudian turut mengubah perilaku manusia zaman dulu hingga hari ini. Bahkan, untuk penyimpanan uang yang dianggap sangat penting pun kini lewat bank digital atau dompet digital.
“Dompet juga sudah digital contohnya ada Ovo, Go-pay, Dana. Tentu ini memudahkan dan juga meminimalisir pembayaran secara fisik dan menghindari pencurian atau pencopetan,” ungkapnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (09/11/2021).
Pergeseran budaya juga terlihat pada akses kesehatan. Salah satu contoh adalah mengakses lembaga kesehatan. Kalau dulu kita masih antri lama-lama, mulai dari pagi sampai siang jika ingin berobat. Kita mengantri di rumah sakit tapi di era digital hari ini kita cukup menginstal aplikasi seperti Halodoc, Alo Dokter.
Kita sudah bisa berkonsultasi dengan dokter secara online dan kita bisa langsung mendapatkan pengobatan tentang penyakit kita. Kecanggihan teknologi itu juga yang membuat kita tidak harus antri, menghabiskan waktu berlama-lama secara fisik.
Walaupun mengalami pergeseran budaya, ada budaya lain memiliki peran dan fungsi yang sentral dan mendasar sebagai landasan utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni budaya Indonesia. Budaya ini juga sebagai jati diri identitas kekuatan dan sebagai sumber segala inspirasi yang meneguhkan harkat derajat dan martabat bangsa. Di era digital budaya bahkan menjadi sumber inspirasi dalam meningkatkan ekonomi.
“Budaya Indonesia yang masih harus terus dipertahankan ialah sopan santun, perilaku yang baik dan adab ketimuran yang selalu masyarakat Indonesia junjung. Jangan lupa juga untuk selalu menaati nilai-nilai dalam Pancasila,” jelasnya.
Budaya Indonesia lainnya yang tidak boleh ditinggalkan ini kebudayaan yang berasal dari keragaman suku bangsa di Indonesia. Bagaimana bahasa Indonesia masih menjadi bahasa yang selalu harus kita gunakan sekalipun di ruang digital terlebih bahasa daerah asal kota yang kita mengerti dan dan dapat kita kuasai. Belum lagi keragaman budaya lainnya seperti adat tradisi, permainan, musik, kuliner, produk harus kita jaga baik-baik dan utamakan untuk dipromosikan di ruang digital.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Michael Sjukrie (Konten Kreator Underwater), Theo Derrick (Entrepreneur), Arya Shani Pradana (Founder Tekape Workspace) sebagai Key Opinion Leader.