Berbagai etika yang harus dilakukan di ruang digital dapat disesuaikan dengan jenis komunikasi. Sebab, di ruang digital kita dapat berkomunikasi antarsatu individu dan dengan banyak orang.
Offy Sholehatun, dosen Telkom University menjelaskan, jika komunikasi yang terjadi antar individu yang perlu diperhatikan ialah hati-hati dalam menggunakan huruf kapital, ini sering terjadi ketika menerima atau mengirim pesan kemudian pesannya huruf kapital.
Akan ada yang berbeda jika membaca pesan dengan semua huruf. Sebab, huruf kapital itu biasanya mencerminkan suasana hati yang marah. Kemudian, saat menerima pesan secara pribadi jangan di-post ulang ke grup.
“Karena memang mengirim pesan pribadi bukan untuk umum. Apalagi jika kita membagikan obrolan pribadi yang sifatnya membicarakan seseorang. Sebab tidak etis jika pembicaraan pribadi disebarluaskan,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (09/11/2021).
Untuk pesan melalui email secara pribadi, jika mengirimkan email dengan banyak penerimanya, jangan menggunakan CC tapi gunakan BCC. Jadi, kalau CC itu biasanya email yang lain pun akan terlihat sedngkan BCC itu hanya penerima saja yang terlihat.
Untuk berkomunikasi dengan banyak orang baca terlebih dahulu pesan sebelumnya. Biasanya jika di grup karena sudah terlalu banyak pesan, kita yang terlambat membaca akan langsung berkomentar. Tanpa membaca pesan yang lain, sebaiknya apa yang sedang dibahas harus kita pahami terlebih dahulu. Kemudian, tidak menyalahkan moderator menyangkut perilaku anggotanya karena jika di dalam grup itu tanggung jawab masing-masing bukan berarti moderator yang bertanggung jawab.
Berhati-hati dengan kata-kata yang ditulis karena dapat diakses oleh orang banyak dan tulisan kita akan tersimpan dalam waktu cukup lama. “Misalnya kita saat sedang emosi menulis komentar atau status emosional. Setelah kondisi kita normal kita menyesel apa yang sudah kita tuliskan ternyata menyinggung perasaan orang lainm pesan itu kita hapus namun walaupun pesan itu sudah dihapus tapi bukan berarti itu terhapus secara permanen,” jelasnya.
Etika berkomunikasi di ruang publik juga sebaiknya tidak mengundang perdebatan. Baik di grup Whatsapp atau di media sosial lainnya. Perbedaan pendapat hal biasa tidak untuk diperdebatkan. Jika ingin berdiskusi dapat dilakukan secara pribadi agar tidak banyak yang terganggu dengan jalannya diskusi yang kita lakukan. Lakukan diskusi dengan kata kata yang sopan dan tidak menyangkut soal isu sensitif seperti SARA dan lainnya.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Soni Mongan (Komedian), Ismita Saputri (CEO Kainzen Room), Aristyo Hadikusuma (Director of Otomasi Inovasi Indonesia), dan Diza Gondo sebagai Key Opinion Leader.