Kita adalah apa yang kita bagikan di ruang digital, jika ingin terlihat positif maka harus membagikan konten-konten positif. Tetapi jika ingin terlihat negatif hingga di masa depan kita itu semua konten kita karena hari ini akan menjadi jejak digital sulit dihapus.
Ada dua karakter media digital yang menyebabkan seseorang kesulitan menjaga sikap atau beretika dengan baik. Pertama konvergensi media digital atau perubahan perubahan teknologi yang ada di ruang digital. Kedua adanya karakter yang khas dari digitalisasi wujud anonim atau akun bodong.
“Bagaimana kita sebagai pengguna ruang digital, dapat tetap memiliki etika dalam menghadapi akun-akun yang palsu yang memiliki niat buruk. kita harus mempunyai etika dengan tetap berkata santun tidak terpancing. Jika memang sudah keterlaluan kita bisa melaporkan atau kita sembunyikan dari jangkauan kita yang penting tidak mengganggu di kita di ruang digital,” tutur Al Akbar Rahmadillah, Founder Sobat Cyber Indonesia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (09/11/2021).
Di ruang digital kita harus memiliki pemikiran kritis karena informasi datang dengan masif tanpa kita tahu berasal dari mana. Kita harus menyelamatkan diri kita agar tidak mudah terhasut dan terpengaruh dalam konteks. Sebab kita harus bertanggung jawab dengan apapun yang kita lakukan. Terlebih bagi seseorang yang selalu berkomentar dengan apapun yang dia lihat di media digital.
“Bagaimana kita sekarang membangun SDM dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukan hanya itu namun penguasaan dari soft skill para pengguna internet pun harus terus diasah. Semakin pintar dalam menghadapi dan teknologi baru serta beradaptasi dengan baik itulah kuncinya,” jelasnya.
Akbar pun mengajak generasi muda untuk giat mengikuti literasi digital serta harus mau mengembangkan diri untuk membangun Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045. Sebab salah satu kekuatan pada zaman adalah digital skill yang diperlukan bukan hanya cakap dalam mengoperasikan perangkat namun juga berbudaya dan beretika.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Virginia Aurelia (Entrepreneur), Chiara Chaisman (Analyst Merchandiser), Rinda Cahyana (Ketua TIK Sukabumi), dan Aflahandita sebagai Key Opinion Leader.