Kemampuan digital diperlukan di era digital seperti sekarang. Sebab berbagai bidang pekerjaan baru menuntut hal tersebut, di mana platform digital sedang tumbuh menuntut keahlian baru.
“Dulu nggak pernah ada orang memikirkan bahwa akan muncul profesi baru influencer, content creator, maupun YouTuber,” ujar Nyimas Indriana seoranv Food & Beauty Enthusiast saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat (12/11/2021).
Sehingga di masa transformasi dari tradisional ke dunia digital, setiap orang usia produktif saat ini harus memiliki digital skills. Lebih jauh dia pun mengungkap bagaimana caranya supaya bisa beradaptasi dengan digital skills.
Hal pertama menurutnya adalah mengetahui dan beradaptasi dengan transformasi digital yang sudah dapat dirasakan sejak pandemi Covid-19 hampir 2 tahun berjalan.
Adaptasi yang perlu dilakukan di antaranya dalam hal interaksi yang kini berubah ke online, lalu informasi yang menjadi lewat sumber digital, dan dalam hal transaksi jual beli maupun keuangan kini sudah digital. Terakhir dalam penyimpanan foto atau dokumentasi berupa video yang sudah dilakukan secara digital.
Terkait digital skills ada dua hal yang perlu dipelajari yaitu hardware dan software. Untuk digital skill hardware berupa kemampuan daam mengoperasikan perangkat keras seperti penggunaan laptop dan smartphone.
Adapun digital skills software termasuk saat bagimana menggunakan media sosial, mengedit foto lewat aplikasi edit foto, kemampuan mendesain untuk desain graphic dan lainnya.
“Semua digital skills tersebut perlu dipelajari dan dikembanhkan, hingga bisa memberi keuntungan untuk penggunanya dalam menjalankan profesi sebagai influencer, content creator maupun YouTuber,” katanya lagi.
Tentunya menguasai digital skills tersebut akan membuat siapapun bisa dilirik untuk berkolaborasi atau bekerja sama. Misalnya dengan brand maupun pengguna lainnya, di samping itu memberi keuntungan membangun relasi dan menambah ilmu pengetahuan dan tentunya akan mendatangkan penghasilan dan peluang.
Webinar menghadirkan pula nara sumber seperti Indra Brasco seorang Dadpreneur, Reza Hidayat, CEO Oreima Films, Cyntia Jasmine, Founder GIFU, dan Ardie Halim, Kaprodi Menejemen Informatika Universitas Buddhi Dharma.