Berbagai risiko ancaman di internet bisa terjadi saat data pribadi tersebar. Masyarakat pun masih awam akan pentingnya menjaga data pribadi dari aktivitas di media sosial. Risiko terhadap tindakan kriminal seperti penipuan bisa dialami jika data pribadi bocor.
Ardie Halim, Kaprodi Managemen Informatika Universitas Buddhi Dharma mengatakan hal yang tak disadari dari bocornya data pribadi adalah seringnya seseorang mendapatkan sms telemarketing dari pihak tidak dikenal. Data seperti alamat email, nama lengkap, nomor telepon tersebut membuat seseorang dihubungi orang tak dikenal.
“Pengetahuan dan pemahaman mengenai risiko bila data pribadi sampai ke tangan pihak yang salah,” ujar Ardie saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Kamis (18/11/2021).
Bahkan tak sadar bahwa telah menyebarkan sendiri data pribadi di media sosial lewar unggahan seperti foto KTP, foto anggota keluarga, alamat rumah dari foto yang diunggah. Data pribadi sendiri yang paling mendasar adalah identitas seperti id card atau KTP, kartu keluarga, SIM, yang dapat disalahgunakan untuk pinjaman online, pencucian uang, bahkan membobol layanan digital seperti perbankan.
Lebih jauh untuk mengantisipasinya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat beraktivitas online. Yakni dengan membiasakan diri menginstal aplikasi dari sumber terpercaya. Menggunakan password yang rumit dengan menambahkan verifikasi dua langkah. Selanjutnya bagi pengguna perangkat mobile, perhatikan permission yang diminta saat mengaktifkan aplikasi.
“Berhati-hatilah saat mendapat link situs yang mencurigakan, selalu membaca kebijakan data pengguna, dan meminimalisir penggunaan wifi publik terutama di tempat umum karena bisa disusupi hacker,” katanya lagi.
Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Maria Ivana, seorang Graphic Designer, Vivi Andriyani, Markom Manager Bumbumbuku, Henry V. Herlambang, CMO Kadobox, dan Yudho Boengkoes, seorang Food Vlogger.