Hobi belanja online nampaknya sudah menjadi kegemaran masyarakat Indonesia. Tidak ada salahanya yang terpenting yakni dapat berhati-hati agar tidak merugikan kita. Dimulai dari tidak melakukan transaksi belanja online menggunakan Wi-Fi. Sebab bisa jadi orang yang memang mengerti masuk dalam sistem kita dan mengetahui setiap aktivitas yang kita lakukan termasuk akses ke layanan keuangan kita yang sifatnya sangat pribadi.
Odi Nurdiawan, dosen STMIK IKMI Cirebon menyarankan untuk berbelanja di marketplace ketimbang di media sosial. Marketplace disediakan memang untuk transaksi lebih aman karena mereka merupakan pihak ketiga. Sehingga tidak perlu takut penjual akan menipu kita. Yang tetap harus kita perhatikan ialah produknya.
“Sebelum membeli pastikan review produknya. Di marketplace akan lebih jelas ulasan dari pembeli sebelumnya. Jangan sampai hanya tertipu dengan foto yang bagus. Usahakan cari produk yang difoto langsung oleh pemilik toko. Jangan sampai foto yang diambil adalah foto dari Google,” jelasnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (23/11/2021).
Perhatikan cara pembayaran transaksi online, lebih aman tanpa ada kontak fisik dengan memanfaatkan teknologi mobile banking maupun aplikasi dompet digital. Pembayaran belanja online melalui marketplace juga lebih menguntungkan karena banyak pilihan metode pembayaran mulai dari debit instan, kartu kredit, transfer virtual account hingga saldo dompet digital.
Kemudian untuk menjaga akun jangan lupa rutin ganti kata sandi. Usahakan memakai kata sandi yang merupakan paduan simbol angka dan huruf supaya kombinasi yang sulit ditebak. Jaga keamanan akun marketplace kita karena di dalamnya terkadang ada dompet digital yang sangat sayang sekali jika dibajak oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Agar semakin aman, setiap marketplace juga kini dilengkapi dengan kode OTP atau one time password. Atau pemberian kode yang dikirimkan melalui SMS atau WhatsApp pada waktu tertentu saat kita ingin melakukan transaksi. Jangan pernah memberikan OTP ke sembarang orang bahkan sekalipun ia meminta mengaku dari pihak platform karena dicemaskan ini merupakan bentuk upaya pembobolan.
“Cara lain dalam meminta kode OTP ini adalah dengan berpura-pura menjadi kasir minimarket yang salah memasukkan kode voucher game. ketika ada kode datang dari SMS kita mereka akan menelpon kita atau mengirimkan pesan WhatsApp lalu meminta kode tersebut yang dianggapnya sebagai kode salah kirim. Patut diwaspadai sebenarnya adalah kode OTP marketplace kita,” jelasnya.
Salah satu cara termudah untuk memantau adanya transaksi pada rekening kita adalah dengan mengaktifkan notifikasi, baik SMS atau email yang terhubung ke rekening pribadi. Sehingga ketika ada transaksi mencurigakan kita bisa langsung memblokirnya sesegera mungkin. Hapus history transaksi juga menjadi salah satu cara untuk menjaga kita saat bertransaksi online.
Hal terakhir yang wajib dilakukan juga untuk mencegah pembobolan data pribadi yakni selalu hapus history peramban baik di smartphone atau gawai lain setelah melakukan transaksi digital. Dengan begitu tidak ada data yang tersisa terutama jika kita hendak menjual ponsel atau gawai.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Ricco Antonius (Founder Patris Official), Ronal Tuhatu (Psikolog), Arya Shani (Founder Tekape Workspace), dan Isnaini Arsyad sebagai Key Opinion Leader.