Dalam memahami budaya digital melalui teknologi media dan perubahan sosial yakni bagaimana sebuah budaya digital itu bisa terbentuk di tengah masyarakat. Dalam kehidupan real world dalam bidang politik, ekonomi dan sosial budaya sebuah bangsa sangat dipengaruhi oleh berbagai informasi tentang apa yang sedang terjadi dalam dunia internasional.
Adanya revolusi 4T yang dikenal dengan telecommunication, transportation, tourism and television tentunya di sisi lain akan membawa pesan yang melimpah ruah dan saling berinteraksi setiap saat di antara para penggunanya. Sehingga diharapkan kehadiran 4T tersebut membawa pengaruh perubahan yang signifikan pada bangsa maupun negara secara positif dan di sisi lain tentunya juga ada implikasi yang menimbulkan satu kondisi negatif.
Welly Wihayati, dosen Universitas Swadaya Gunung Jati menjelaskan, jika dikaitkan dengan aspek budaya digital terkait teknologi media dan perubahan sosial kita perlu mengenali dan memahami lingkungan di sekitar kita.
“Adanya ketimpangan arus informasi di dunia internasional semakin kuat arus informasi dari negara barat yang cenderung mendominasi lebih kuat atau lebih jelas dan lebih positif. Jika dibandingkan dengan informasi dari negara berkembang sendiri. Sehingga disini dikatakan terjadinya ketimpangan atas arus informasi yang berkembang di dunia internasional,” jelasnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (23/11/2021).
Pada paparan mikro sendiri hadirnya liberalisasi ekonomi politik maupun perkembangan teknologi komunikasi ini mengubah landscape media. Ada bentuk media di Indonesia yang kemudian mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan dari teknologi komunikasi itu sendiri. Dikaitkan dengan liberalisasi dalam bidang ekonomi maupun politik tentunya tidak akan terpisahkan dalam sistem sebuah negara. Dimana masyarakat berada dan ada sebuah konsep konvergensi media dalam tataran teoritis konsep konvergensi media yakni satu gawai dapat masuk dalam semua lini kehidupan.
“Perkembangan era digitalisasi di Indonesia, merujuk adanya perubahan teknologi analog menjadi teknologi digital. Saat ini kita akan memasuki siaran televisi digital contoh yang dekat dengan kita bagaimana perubahan format dari yang semula kita menikmati siaran televisi secara analog menjadi teknologi digital. Ini suatu realita dalam kaitannya dengan perkembangan di era digitalisasi yang semakin nyata hadirnya teknologi digital,” jelasnya.
Dalam kehidupan masyarakat sendiri ada juga yang dinamakan revolusi teknologi wireless atau nirkabel internet yang kita rasakan dalam satu gawai yang kita gunakan. Ketiga yakni konvergensi teknologi telekomunikasi informasi dan berkaitan dengan siaran televisi digital.
Pemerintah sendiri sudah mencanangkan tahun 2022 bulan November seluruh siaran televisi nasional yang semula analog ini dialihkan dengan secara digital itu ada kelebihan-kelebihan yang bisa dinikmati dan yang dipastikan berbeda dengan siaran streaming berbayar dengan menggunakan kuota internet.
Peluang dengan adanya perubahan teknologi dapat memperluas jangkauan penyebarluasan visi dan misi sebuah bangsa yang ingin dibentuk atau dibangun melalui konvergensi media komunikasi dan informasi dengan pendekatan regulasi. Contohnya merealisasikan CSR dalam industri media, memberikan 30% siaran untuk publik service advertising.
Kemudian melalui mekanisme kerja secara struktural pemerintahan dapat membentuk opini dan kesadaran umum tentang berbagai kebijakan publik. Peluangnya juga kita dapat mengkonversi ideologi atau citra buruk yang merusak bangsa seperti teroris, koruptor, atau berkonflik. Jadi budaya digital itu memahaminya, menggunakannya dan memanfaatkannya untuk mendukung kehidupan masyarakat itu sendiri.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Febriyanti Kristiani (Founder @vitaminmonster), Katherine (Owner Organicrush), Ellangga Seta (Entrepreneur dan IT Enthusiast), dan Marcella Vionita sebagai Key Opinion Leader.