Ketika kita menggunakan internet dengan tidak sehat akan berdampak sesuatu yang buruk. Makanya mengapa berinternet sehat itu penting, untuk memaksimalkan dampak positif yang ada di internet serta meminimalkan dampak negatif yang ada pada internet.
Sebab sangat banyak tantangan kita menghadapi bonus demografi, tantangan menghadapi distrupsi dan seterusnya. Sehingga mau tidak mau internet menjadi sebuah kekuatan bagi kita untuk digunakan secara sehat bertujuan untuk hal yang baik sesuai dengan norma, etika, dan agama.
Agama apapun melarang sesuatu yang tidak baik, sesuatu yang buruk seperti melanggar aturan dan tidak sesuai dengan etika ini tidak dibenarkan juga dalam agama. Ada beberapa yang berkaitan dengan penggunaan internet itu menjadikan sesuatu yang berdampak positif dan negatif. Misalnya pada usia 10-12 tahun ini masa menjelang remaja sudah tepat dikenalkan dengan internet. Jika bukan dari orang tua, mereka akan mengenal sendiri dari teman-temannya.
Hendro Sugiarto, seorang pendidik menyarankan kepada orang tua untuk menggunakan langsung internet beserta media digital langsung kepada anak-anak mereka. “Tentu beserta dengan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh mereka. sebaiknya literasi digital harus kita tanamkan saat pengenalan dunia Internet kepada mereka,” ungkapnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (25/11/2021).
Pada sekolah TK sampai SD, usia anak-anak dan remaja awal diperkenalkan internet, pemahaman dasar terkait kelebihan dan kekurangan internet serta manfaat baik dan buruk internet. Yang juga harus siap adalah guru sebagai orang tua kedua akan bertindak sebagai teman untuk mengingatkan.
Ketika anak usia 10-12 tahun. Orang tua harus memantau memberikan sisi edukasi agar anak melakukan internet sehat. Sebab, akan banyak temuan-temuan yang mengagetkan yang dapat membuat anak menjadi kecanduan. Sebelum terjadi itu kita harus bisa mencegahnya, literasi digital harus sudah diberikan pada usia ini.
Usia 12 -14 tahun, masa remaja sudah memiliki ketertarikan dengan hubungan sosial. Ketika menggunakan internet anak akan tertarik dengan chatting dan media sosial. Pada masa ini harus ditekankan kepada remaja bahwa jangan sembarangan memberikan data pribadi kepada orang yang tidak dikenal. Jangan melakukan pertemuan dengan orang yang baru dikenal pada usia ini remaja harus memahami bahwa faktanya seseorang di internet bisa jadi tidak seperti yang dibayangkan atau digambarkan.
Kemudian untuk usia 14-17 tahun adalah masa yang paling menarik dan menantang dalam kehidupan seorang anak remaja. Seorang remaja akan mulai matang secara fisik emosi dan intelektual remaja haus akan pengalaman yang berbeda dari orang tua.
“Internet yang sehat ini, pengguna media akan siap menghadapi peluang dan tantangan yang paling menarik bagi anak muda yaitu ekonomi kreatif dan bonus demografi,” sambungnya.
Para remaja juga selain dikenalkan dengan literasi digital atau berinternet sehat mereka juga harus dikenalkan mengenai peluang yang dapat mereka raih di dunia digital. Mereka harus paham di media sosial bukan hanya untuk sekadar berjejaring saja namun untuk berkarya ataupun mempromosikan bakat atau hasil karya mereka. Tentu ini ada kaitannya dengan ekonomi kreatif bagaimana hasil karya yang dibuat secara digital itu dapat menghasilkan sebuah nilai ekonomi yang yang cukup besar.
Tantangan dan peluang untuk bonus demografi yakni bagaimana para anak muda ini dapat kompetisi di era digital dengan mengandalkan kemampuan juga di bidang digital. Dari sekarang sudah mulai dipersiapkan bagaimana para generasi penerus ini dapat memaksimalkan internet dengan lebih baik agar ketika mereka sudah memasuki usia produktif mereka dapat mengembangkan kemampuannya untuk membuat sebuah hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Seperti halnya startup digital yang mampu menyelesaikan permasalahan di kehidupan sehari-hari.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Erri Ginadjar (GA Radio Oz Bali), Ranita Claudiya Akerina (Training Officer PT. Equine Global), Leni Fitriani (relawan TIK Garut), dan Marcella Vionita sebagai Key Opinion Leader.