Era digital menjadi kondisi di mana aktivitas masyarakat dipermudahkan dengan adanya teknologi digital. Momentum, jangkauan, dan target membuat kita mau tidak mau beradaptasi dengan menggunakan digital tools.
Banyak sekali aktivitas yang bisa kita lakukan hanya melalui satu perangkat. Misalnya berinteraksi di medsos, belanja online, menggunakan fintech, memesan tiket traveling, hingga memesan transportasi online. Sebelum bisa memanfaatkan hal tersebut, kita perlu melakukan registrasi pada platform digital. Secara tidak langsung, kita menyerahkan data-data kita ke sana.
“Akun-akun kita itu sebenarnya adalah identitas digital di era sekarnag. Identitas digital ini digunakan untuk membuktikan eksistensi seseorang,” ungkap Asyraf Ilmansyah, Data Scientist & Analyst dalam Webinar Literasi Digital wilayah Ciamis, Jawa Barat, Kamis (25/11/2021).
Ia menjelaskan, identitas digital ini memiliki dua sisi, yaitu penyalahgunaan dan pemanfaatan. Memanfaatkan identitas digital berarti kita menggunakannya secara positif untuk membuat karya, konten, atau prestasi di ruang digital. Hal ini bisa meningkatkan produktivitas kita di dunia online. Akan tetapi, penggunaan untuk hal positif tidak menghindari kita 100 persen dari kejahatan digital.
Identitas pribadi kita sangat rentan akan segaja jenis kejahatan siber seperti scam, phising, spam, dan lainnya. Apabila kita tidak berhati-hati, kita berpotensi menjadi korban pencurian identitas digital.
“Kita harus pandai mengelola identitas digital kita. Jangan mengakses situs-situs tidak dikenal yang mungkin keamanannya rendah,” jelasnya.
Lanjutnya, berhati-hati saat menggunakan wifi publik dan hindari melakukan transaksi digital dengan internet gratis. Berhati-hati saat membagikan informasi. Untuk memproteksi, pakai antivirus pada perangkat kita untuk melindungi dari mlaware. Proteksi identitas digital dengan membuat password yang rumit dan diubah secara berkala, serta menggunakan keamanan lapis kedua agar identitas kita tidak mudah dibobol.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Iswadi (Kepala Perpustakaan SMAN 21 Bekasi), Widjajanti (Kepala SMAN 21 Bekasi), Elfira Fitri Wahyono (Manager External Student Affairs UMN), dan Randi Rinaldi (Key Opinion Leader).