Pernahkah terbayang bisnis dengan kios kecil bahkan tidak memiliki kios dapat bersaing mendapatkan pelanggan dari manapun. Dunia digital, bisnis online kemudian marketing digital menjadi penggerak transformasi digital atau disebut UMKM go digital.
Salah satu yang dapat dimanfaatkan selain penggunaan sosial media untuk para pelaku UMKM ialah penggunaan finansial technologi atau Fintech. Tentu saja memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses atau aliran keuangan baik dari penjual maupun pembeli. Ini cukup menarik karena fintech kini perkembangannya cukup pesat.
Beberapa tahun terakhir ini sangat banyak digunakan para pelaku bisnis kecil. Karena ada data yang menyebutkan pertumbuhan fintech di Indonesia cukup pesat kemudian penggunaannya tidak hanya generasi muda tetapi juga UMKM.
Marheni Eka Saputri, dosen Telkom University menjelaskan, fintech ini tidak hanya digunakan untuk menyimpan uang tapi juga untuk berbelanja online. Ini mendukung salah satu program Nasional Indonesia menjadi negara yang cashless society. Jadi kita tidak perlu lagi bawa uang cash, hanya cukup bawa handphone, semua aktivitas sosial keuangan dan lain sebagainya ada dalam genggaman kita.
“Benefit yang menurut saya harus digunakan oleh teman-teman pebisnis, karena jika mengggunakan fintech ini akan tercatat, sehingga uang yang kita gunakan untuk transaksi sangat mudah dilacak karena semuanya berbasis sistem yang sudah sangat terpercaya. Kedua kita bisa fokus ke bisnis karena pencatatannya lebih mudah. Pemilik usaha bisa lebih fokus dalam pengembangan produk dan bisnis jadi tidak perlu lagi sibuk mencatat pengeluaran dan pemasukan keuangan. Semuanya sudah difasilitasi secara otomatis oleh fintech,” jelasnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (30/11/2021).
Manfaat selanjutnya, mempercepat layanan sebab seringkali jika pergi ke pusat perbelanjaan atau mal mereka menawarkan berbagai macam metode pembayaran tidak hanya cash, debit melalui mesin EDC tapi juga pakai barcode dan lain sebagainya. Karena memang jika menggunakan barcode memudahkan proses transaksi, memberikan layanan yang cepat. Kemudian yang selanjutnya adalah sebagai alternatif sumber uang-uang legal artinya ini tercatat diawasi oleh OJK kemudian secara legal diizinkan oleh pemerintah.
Sehingga ini menjadi salah satu alternatif ketika kita tidak memiliki rekening bank karena sekarang metode transaksi perbankan juga salah satunya adalah Fintech. Terakhir, dapat mengantisipasi uang hilang karena semua tercatat secara elektronik sehingga ketika terjadi penyalahgunaan.
“Kita dapat sangat mudah mengidentifikasi juga mengantisipasi karena dari berbagai macam fintech yang ada di Indonesia itu sangat mumpuni dan sudah sangat berpengalaman di bidangnya. Sehingga mulai dari hilir ke hulu semuanya dikelola dengan baik,” ujarnya.
Beberapa jenis fintech yang paling umum itu adalah uang elektronik, gerbang pembayaran atau disebut sebagai payment gateway. Biasanya teman-teman kita lebih sering atau familiar mengenal mendengar namanya payment gateway.
Kini pembayaran barcode sedang digalakkan pemerintah dan juga lembaga keuangan. Untuk pembayaran di merchant atau gerai-gerai yang ada di usaha mikro kecil menengah dengan menggunakan kamera smartphone. Ada kode yang akan kita scan, kemudian nanti di handphone kita ada instruksi apakah akan bayar dengan nominal tertentu atau justru menerima uang dengan nominal tertentu.
Dengan proses verifikasi yang tentunya juga cukup aman. Manfaat barcode mempermudah dan mempercepat proses pembayaran, kita semakin cepat menuju cashless society, tidak perlu lagi membawa cash, tidak perlu mengeluarkan kartu debit hanya pakai handphone.
Saat ini bagi masyarakat dunia, handphone menjadi salah satu perangkat utama yang dicari dan dibawa ke mana-mana. Semua akan panik jika ketinggalan karena sekarang semua sudah ada di genggaman tangan.
QR code yang berbasis online tanpa uang kembalian dimanfaatkan beberapa tempat wisata untuk mengantisipasi kecurangan yang dilakukan petugas kasir. Sehingga mengurangi potensi uangnya dibawa lari, atau melakukan penipuan dan lain sebagainya.
Selanjutnya, mencegah salah kirim atau bayar karena adanya kode unik yang tidak dimiliki oleh orang lain layaknya KTP ada identitas tersendiri yang membuat orang bisa bisa langsung membayar ke merchant tertentu.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Bambang Iman Santoso (CEO Neuronesia Learning Center), Ria Aryanie (Praktisi Komunikasi dan Humas), Tetty Kadi (Aktris Senior), dan Winda Ribka ebagai Key Opinion Leader.