Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengemukakan sektor Industri Hilir Minyak Atsiri (IHMA) telah mampu mengolah minyak atsiri menjadi bioaditif bahan bakar minyak (BBM) diesel atau bensin, sehingga bisa mendukung program substitusi impor.
“Indonesia memiliki sebanyak 40 jenis tanaman atsiri dari 99 jenis ragam tanaman atsiri di dunia. Hal ini merupakan peluang dalam meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri melalui peran industri hilir minyak atsiri (IHMA),” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika di Jakarta, Kamis.
Putu mengemukakan saat ini sektor IHMA telah mampu mengolah minyak atsiri khususnya minyak serai wangi yang dapat dijadikan sebagai bioaditif BBM diesel atau bensin.
Selain menciptakan nilai tambah yang berlipat, upaya tersebut juga mendukung kebijakan substitusi impor terhadap BBM.
“Rantai nilai industri bioaditif BBM ini berawal dari perkebunan penyulingan minyak atsiri, yang umumnya berskala kecil menengah. Teknik formulasi ujicoba produk yang canggih dapat menghasilkan produk bioaditif BBM untuk digunakan secara luas pada segi kehidupan ekonomi nasional,” ujar Putu melalui keterangan tertulis.
Kunci agar pengembangan sektor IHMA bisa lebih berdaya saing antara lain melalui riset dan inovasi, formulasi produk, serta memanfaatkan teknologi terkini dalam proses produksi untuk menghasilkan aneka produk hilir yang bernilai tambah tinggi.