PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen terus mengakselerasi digitalisasi sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM.).
“Dalam mengembangkan usaha, diperlukan inovasi dan penyegaran pola bisnis dari para pelaku UMKM, khususnya di masa pandemi ini di mana terjadi perubahan pola konsumsi barang dan jasa masyarakat yang awalnya offline menjadi online,” ujar Senior General Manager Community Development Center Telkom Hery Susanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Hery mengatakan bahwa pelaku UMKM sudah pasti terdampak dan kesulitan dalam menjalankan usaha di saat perekonomian terganggu. Untuk itulah perubahan kondisi yang ada seyogyanya diikuti dengan inovasi pelaku UMKM agar dapat bertahan bahkan berkembang.
Tentunya dengan mengoptimalkan teknologi dan digitalisasi. Di sinilah Telkom memainkan peran untuk mendukung para pelaku ekonomi lokal.
Telkom berkomitmen untuk terus mengakselerasi ekonomi digital melalui digitalisasi di berbagai sektor dan lapisan masyarakat. Pengembangan usaha mikro kecil merupakan salah satu potensi ekonomi yang didukung Telkom untuk meningkatkan kesejahteraan para pelaku ekonomi lokal. Komitmen pengembangan UMK tersebut dapat dilihat dari jumlah mitra binaan Telkom yang tergabung dari seluruh Indonesia dengan berbagai bidang usaha.
Salah satunya di Kota Lampung, mitra binaan Telkom Rumah Kopi JR Coffee yang berhasil mengembangkan usaha sekaligus turut memberdayakan masyarakat lokal. Memiliki nama awal Kopi Bubuk Bintang Gajah yang berdiri pada tahun 2002.
JR Coffee menjalankan usaha bersama 8 orang tenaga kerja dari lingkungan sekitar dengan seluruh proses produksi dari roasting hingga pengemasan masih dilakukan secara manual. Dengan total produksi mencapai 500 kg per bulan, proses pembuatan manual membutuhkan waktu yang cukup panjang. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi JR Coffee untuk mengembangkan usahanya lebih besar lagi ke depan.
Hingga akhirnya, JR Coffee bergabung sebagai mitra binaan Telkom pada tahun 2007 dan mendapatkan dukungan bantuan pinjaman modal usaha. Modal tersebut dimanfaatkan untuk pembelian mesin yang meningkatkan efektifitas produksi hingga satu ton per bulan demi memenuhi permintaan pasar, sekaligus memperluas jangkauan pemasaran.