PHM bantu kawasan tempat pembuangan akhir sampah manggar berubah jadi kawasan asri dan dipenuhi pepohonan nan rindang. Bahkan tumpukan sampah bisa menghasilkan energi gas yang bisa dimanfaatkan warga setempat.
Kamis (3/11/2022), redaksi infobisnis bersama wartawan lainnya diajak mengunjungi kawasan yang begitu asri di Keluarahan Manggara Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan Kalimantan Timur.
Selain asri, udaranya pun begitu segar. Bagi yang pertama kali menjajaki kakinya di lokasi ini pasti akan mengira udara segar karena kawasan ini dipenuhi oleh pepohonan yang rindang dan tinggi menjulang.
Tak heran jika kawasan ini, selalu diramai dikunjungi oleh ratusan wisatawan tiap harinya. Pada hari itu pun, terlihat ratusan anak sekolah sedang study tour. Anda pun akan sepakat, jika kawasan ini akan sangat cocok sebagai salah satu tempat wisata yang hendak melepas penat dari rutinitas sehari-hari.
Tapi, Anda pasti akan terkejut jika kawasan yang begitu asri ini adalah Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Manggar. Kok bisa ya ?
Para wartawan yang ikut dalam acara media visit ke kawasan CSR Pertamina Hulu Mahakam pun merasa terkejut.
Bagaimana tidak, biasanya TPAS pada umumnya terkenal dengan suasana gundukan sampah yang berantakan, aroma bau pasti langsung terasa, binatang lalat pun dianggap sebagai penghuni tetap TPAS
Kawasan Wisata dan Pemasok Energi

TPAS Manggar memiliki luas lahan 49 hektar yang terbagi dalam 7 zona landfill. Saat ini, landfill yang masih aktif adalah zona 6.
TPAS Manggar sendiri memiliki luas lahan sekitat 49 hektar yang terbagi dalam 7 zona landfill. Saat ini, landfill yang masih aktif adalah zona 6. Sementara zona 1-5 sudah penuh dan zona 7 merupakan lahan cadangan yang masih kosong.
Sejak tahun 2018, TPAS Manggar sebenarnya diprioritaskan sebagai kawasan Pengelolaan sampah yang sangat ramah lingkungan. Tidak hanya itu saja, bahkan TPAS ini bisa menghasilkan energi yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Kelurahan Manggar.
Wasteco adalah program yang berhasil mengangkat TPAS menjadi kawasan percontohan bagi TPAS di seluruh daerah Indonesia.
Apa itu Wasteko ? Wasteko singkatan dari Program Waste energy for Community. Program ini sendiri adalah program pendampingan PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia, yang termasuk dalam Regional 3 Subholding Upstream Pertamina.
Lalu bagaimana awalnya hingga gas metan itu kini menjadi andalan warga sekitar TPAS Manggar?
General Manager PHM, Krisna memaparkan, program Wasteco bermula dari produksi sampah yang meningkat hingga mencapai 480 ton per hari atau mencapai 175.200 ton/tahun pada 2022 dan menghasilkan 737.999 m3/tahun gas methane yang tidak termanfaatkan.
Tidak adanya institusi sosial di sekitar TPAS Manggar yang mampu meningkatkan kohesifitas sosial serta belum adanya sistem di masyarakat di sekitar TPAS Manggar untuk pengelolaan sampah, membuat PHM berinisiatif untuk mengadakan program Wasteco ini.

Krisna melanjutkan, metode yang digunakan dalam program Wasteco ini adalah sistem penangkapan dan pendistribusian gas methane dari TPAS Manggar ke masyarakat berbasis penerapan sederhana teknis industri hulu migas.
“ program Wasteco ini berbasis core competency antara lain mengintegrasikan core competency Perusahaan berupa keahlian dalam teknik penangkapan dan penyaluran gas ke dalam program pemberdayaan masyarakat, tenaga Teknis PHM mengimplementasikan dan memberikan edukasi pengelolaan gas sederhana dan melakukan pengukuran gas methane dan pelatihan keselamatan,” kata Krisna.
Keunikan dari program Wasteco ini antara lain kolaborasi antara Pemerintah, Perusahaan dan Masyarakat serta pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (Gas Methane) sebanyak 583.000 m3/tahun produksi gas methane yang didistribusikan ke masyarakat sebagai pengganti gas elpiji untuk memasak. Dengan jumlah sebanyak ini artinya PHM telah berkontribusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 288.499 ton CO2 eq/tahun.
“Tahun 2018 itu kita mulai ada inovasi, jika sebelumnya kami menangkap gas metan dari air lindi, saat ini kita berhasil menangkapnya dengan tumpukan sampah organik padat yang berada di sanitary landfill,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPAS Manggar, Haryanto kepada media.
Mulanya, hasil tangkapan gas metan dari air lindi tersebut hanya mampu memberikan energi secara internal bagi operasional TPAS Manggar.
Kini, jumlah tangkapan gas metan yang meningkat mampu menyalurkan gas metan sebagai sumber energi bagi masyarakat yang lebih luas.
“Dari gas metan, dikelola lagi untuk menghasilkan produk-produk yang dapat kami kembangkan menjadi usaha kecil (produk wisata), seperti kripik, kue-kue jajanan pasar, gula merah, dan lain-lain,” kata Karti Ketua kelompok Pengelola Gas Methane (PGM) TPAS Manggar.
Karti memeparkan dirinya dan teman-teman bisa mengembangkan keahlian untuk menjadi wirausaha. Diantaranya bisa mem buat warung makan, membuat cemila dan makanan khas kaltim hingga membuat tempat sauna.
“Apalagi sejak ditetapkan sebagai Kampung Energi WasteCo tahun lalu, wilayah kami ini jadi kampung wisata,” lanjut Karti.
Dengan dukungan dari pemerintah setempat, dan juga peran serta PHM dalam membina masyarakat sekitar TPAS Manggar untuk mengelola EBT yang bersumber dari tumpukan sampah ini membuahkan hasil positif.
Sekedar informas tambahan, program Wasteco ini adalah salah satu program andalan PHM untuk mempertahankan PROPER Emas tahun ini. “Pada tahun sebelumnya, PHM berhasil memperoleh penghargaan 2 PROPER Emas dan 3 PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui program-program TJSL unggulan yang dilaksanakan di wilayah operasi Perusahaan. Saya berharap tahun ini PHM dapat kembali memperoleh PROPER Emas melalui program WASTECO.” Pungkas Krisna
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan anak Perusahaan PHI yang menjalankan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur dan Tanggap Bencana guna mendukung pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan pencapaian Sustainability Development Goals (SDGs).