Hingga pertengahan tahun 2023, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) telah mengimplementasikan green financing atau pembiayaan hijau sebagai bagian dari komitmennya terhadap bisnis berkelanjutan dan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dengan total nilai Rp 2 triliun. “Pada paruh pertama tahun ini, kami telah mengalokasikan pembiayaan sebesar Rp 2 triliun dengan fokus pada aspek ESG, lebih banyak di bidang sosial,” kata Effendi, Direktur Manajemen Risiko Maybank Indonesia, di Bali, kemarin.
Effendi mengungkapkan bahwa perusahaan percaya bahwa tren pembiayaan berkelanjutan akan terus berkembang seiring dengan tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Untuk tahun ini, perusahaan menargetkan pembiayaan hijau sebesar Rp 3,3 triliun. Maybank Indonesia telah mengalokasikan dana sebesar Rp 17,2 triliun hingga tahun 2025 untuk mendukung implementasi bisnis yang berprinsip ESG.
Untuk mencapai target ini, Effendi menegaskan bahwa perusahaan tidak hanya mendorong tetapi juga mengajak nasabah dan kreditur untuk mengadopsi bisnis yang berprinsip ESG, seperti penggunaan panel surya yang permintaannya tinggi di Bali atau penggunaan kendaraan listrik.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap bisnis berkelanjutan dan kepedulian lingkungan dalam mencapai posisi netral karbon pada tahun 2030, Maybank Indonesia telah menanam 2.000 bibit mangrove di Mangrove Arboretum Park, Tanjung Benoa, Bali.
Budhi Dyah Sitawati, Komisaris Independen Maybank Indonesia, menyatakan bahwa komitmen perusahaan adalah memastikan setiap langkah bisnis yang diambil sejalan dengan agenda keberlanjutan global. “Penanaman bibit mangrove bukan hanya simbolik, tetapi juga merupakan tindakan nyata dari Maybank Indonesia dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” ungkapnya.