Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung perkembangan industri kecil dan menengah di Indonesia, termasuk industri furnitur dan kerajinan lokal. Pada tahun 2023, industri furnitur memiliki peluang besar dengan kontribusi signifikan terhadap ekspor dan ekonomi nasional.
Menurut Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) di Kementerian Perindustrian, industri furnitur telah memberikan kontribusi sebesar 1,3 persen terhadap PDB nonmigas dengan nilai ekspor mencapai USD2,47 miliar. Nilai ekspor ini terus berkembang, mencapai USD799,6 juta pada tahun 2023 hingga Juni.
Dengan nilai pasar furnitur global mencapai USD517 miliar pada tahun 2022, dan perkiraan peningkatan nilai pasar menjadi USD541 miliar pada tahun 2023, industri furnitur Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan pasar global.
Kemenperin menekankan pentingnya strategi untuk meningkatkan daya saing industri furnitur dan merespons tren industri ini. Penting bagi pemerintah, asosiasi, dan pelaku industri untuk bersinergi dalam memaksimalkan peluang pasar, baik di dalam maupun luar negeri.
Reni Yanita juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam produksi furnitur, termasuk penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan dan menerapkan konsep ekonomi circular. Hal ini tidak hanya mendukung kesadaran lingkungan, tetapi juga berpotensi memberikan dampak ekonomi positif kepada masyarakat.
Kemenperin berkolaborasi dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) untuk mencapai target nilai ekspor dan memenuhi kebutuhan furnitur di dalam negeri. Selain itu, pemerintah telah melarang ekspor kayu bulat dan rotan mentah untuk mendukung pengembangan industri furnitur.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya sektor manufaktur, termasuk industri furnitur, dalam meningkatkan kontribusi terhadap PDB nasional. Kemenperin menargetkan kontribusi sektor manufaktur terhadap GDP Nasional bisa kembali ke atas 19%.
Beberapa faktor yang akan memengaruhi pasar furnitur saat ini dan di masa mendatang adalah meningkatnya belanja online, penerapan teknologi industri 4.0, permintaan furnitur ramah lingkungan, serta kebutuhan akan furnitur fungsional, ergonomis, dan disesuaikan dengan kebutuhan, terutama bagi generasi milenial dan gen Z.