Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan dengan sentimen melemah, turun 23 poin atau 0,28% ke level 7.303. Meskipun demikian, IHSG masih bertahan di zona merah pada level 7.297 dalam menit-menit awal pembukaan perdagangan.*
Mengutip data dari RTI, Rabu (3/1/2024), IHSG mencatat level tertinggi pada 7.327 dan terendahnya pada 7.287. Analisis dari riset Ajaib Sekuritas pada perdagangan Selasa (2/1) menunjukkan IHSG ditutup naik 0,70% atau 50,79 poin di level 7.323,58. Hari ini, IHSG diprediksi akan bergerak mixed dan menguat terbatas dalam range 7.232-7.345.
Perdagangan saham pertama di tahun 2024 mencatat rekor untuk IHSG, namun, sentimen dari dalam negeri juga memainkan peran penting. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi tahunan pada Desember 2023 sebesar 2,61%, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 2,86%.
Inflasi tahunan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kelompok makanan, minuman, tembakau, pakaian, alas kaki, dan perumahan. Meskipun inflasi bulanan naik 0,41%, lebih tinggi dari November 2023 sebesar 0,38%, secara keseluruhan inflasi domestik tetap terkendali. Bank Indonesia (BI) menargetkan inflasi 2024 berada pada kisaran 1,5-3,5%.
Dari mancanegara, terdapat dinamika ekonomi yang mempengaruhi IHSG. Jumlah uang beredar (M3) di kawasan Eropa pada November 2023 terkoreksi 0,9% year-on-year, yang merupakan penurunan yang lebih baik dibanding bulan sebelumnya yang turun 1% year-on-year. Sementara itu, penyaluran kredit untuk sektor rumah tangga tumbuh 0,5%, sementara sektor korporasi stagnan.
Di sisi lain, indeks PMI manufaktur Inggris pada Desember 2023 masih berada di level kontraksi sebesar 46,2, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 47,2. Kondisi ini mencerminkan ekonomi yang lemah akibat tingkat suku bunga yang tinggi.