PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) tengah mempersiapkan penawaran umum Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II Tahun 2024 senilai Rp3,91 triliun, yang akan dilakukan pada 25 September hingga 1 Oktober 2024. Penawaran ini dilakukan sebagai langkah strategis untuk memperkuat struktur modal perusahaan guna mendukung ekspansi bisnis ke depan. Informasi tersebut tercantum dalam prospektus yang dirilis oleh perusahaan di Jakarta, kemarin.
Obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Oktober 2024 dan merupakan bagian dari penawaran Obligasi Berkelanjutan IV PNBN dengan total nilai mencapai Rp15 triliun. Obligasi tahap II tahun 2024 ini menawarkan bunga sebesar 7,25% per tahun dengan tenor lima tahun, memberikan opsi investasi menarik bagi para investor yang mencari keuntungan jangka menengah.
Pembayaran bunga obligasi akan dilakukan setiap tiga bulan sekali, dengan pembayaran bunga pertama dijadwalkan pada 4 Januari 2025, dan pembayaran bunga terakhir yang bertepatan dengan jatuh tempo obligasi pada 4 Oktober 2029. Dana yang diperoleh dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan sepenuhnya untuk modal kerja perusahaan dalam rangka pengembangan usaha, khususnya dalam pemberian kredit.
Untuk penjamin pelaksana emisi, Bank Panin menunjuk beberapa pihak termasuk PT Panin Sekuritas, PT Evergreen Sekuritas Indonesia, PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, dan PT Aldiracita Sekuritas Indonesia. Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan bertindak sebagai wali amanat obligasi, memastikan kepentingan investor terjaga sepanjang masa obligasi.
Di tengah upaya ekspansi ini, kinerja keuangan Bank Panin selama semester pertama tahun 2024 mencatatkan beberapa tantangan. Laba bersih perusahaan turun sebesar 26,6% menjadi Rp1,27 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,74 triliun. Pendapatan bunga bersih juga mengalami penurunan sebesar 6,55% menjadi Rp4,44 triliun.
Selain itu, beban bunga perusahaan meningkat signifikan sebesar 19,84% year-on-year (yoy) menjadi Rp3,08 triliun pada semester I 2024, dibandingkan dengan Rp2,57 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan penurunan rasio margin bunga bersih (NIM) dari 5,17% menjadi 4,53% pada Juni 2024.
Meskipun demikian, Panin Bank berhasil mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 6,24% yoy menjadi Rp147,63 triliun. Namun, kualitas kredit perusahaan terlihat memburuk, dengan rasio NPL gross meningkat dari 3,93% menjadi 4,08% pada Juni 2024, mengindikasikan tantangan dalam mengelola portofolio kredit yang ada.
Sebagai respons terhadap peningkatan risiko kredit, Panin Bank mempertebal cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) menjadi 4,08% pada Juni 2024, naik dari 3,93% tahun sebelumnya. Secara nominal, cadangan untuk mengantisipasi kredit macet meningkat 11,5% yoy menjadi Rp8,05 triliun pada semester I 2024.
Di sisi lain, beban operasional Panin Bank juga meningkat 27,9% yoy menjadi Rp2,75 triliun, berdampak pada peningkatan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari 70,89% menjadi 79,86% per Juni 2024. Cost to income ratio (CIR) perusahaan juga meningkat dari 40,94% menjadi 54,09% pada periode yang sama.
Dari segi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh Panin Bank turun tipis sebesar 0,56% yoy menjadi Rp143,54 triliun dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp144,35 triliun. Namun, berkat pertumbuhan kredit yang positif, total aset perusahaan naik 5,28% yoy menjadi Rp219,22 triliun pada semester I 2024.
Langkah strategis yang diambil Bank Panin ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk memperkuat struktur modal sekaligus mendukung pertumbuhan bisnis di masa mendatang. Dengan memanfaatkan obligasi berkelanjutan, Bank Panin berharap dapat mengoptimalkan kapasitas penyaluran kreditnya, memperkuat likuiditas, dan meningkatkan daya saing di industri perbankan.
Para analis pasar melihat langkah ini sebagai strategi untuk menyeimbangkan antara risiko dan peluang, terutama dalam kondisi pasar yang penuh dengan ketidakpastian. Obligasi ini juga menawarkan peluang diversifikasi investasi bagi para investor, terutama mereka yang mencari instrumen berimbal hasil tetap dengan risiko yang terkendali.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, Bank Panin terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mempertahankan pertumbuhan kredit yang sehat. Rencana penerbitan obligasi ini diharapkan dapat mendukung strategi ekspansi bisnis perusahaan di tengah dinamika ekonomi global yang sedang berlangsung.
Ke depan, Bank Panin diproyeksikan akan terus berfokus pada pengelolaan risiko dan peningkatan profitabilitas untuk menjaga stabilitas keuangan dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Inisiatif ini juga menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui pemberian kredit kepada sektor-sektor produktif.
Dengan pencatatan obligasi ini di Bursa Efek Indonesia, Bank Panin berpotensi menarik minat investor dalam negeri maupun asing, memberikan kontribusi positif terhadap likuiditas pasar modal Indonesia. Penawaran ini juga menjadi bagian dari upaya Bank Panin untuk memperluas basis investor dan meningkatkan eksposur di pasar modal.