Bisnis Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) semakin berkembang pesat, didorong oleh kebijakan pemerintah yang semakin mendukung serta penyederhanaan regulasi perizinan.
Boyke Lakaseru, National Project Manager ENTREV, mengungkapkan bahwa pemerintah kini membuka pintu lebih lebar bagi investor yang ingin terjun ke sektor ini. Dengan prosedur yang lebih simpel serta berbagai insentif menarik, bisnis ini menjadi peluang emas bagi para pelaku usaha.
“Kesempatan dalam bisnis SPKLU dan SPBKLU saat ini sangat besar. Pemerintah telah menciptakan ekosistem yang memudahkan investor, dari perizinan yang lebih cepat hingga dukungan finansial dan infrastruktur,” ujar Boyke dalam pernyataan tertulisnya.
Permintaan Infrastruktur Listrik Meningkat Drastis
Dengan meningkatnya penggunaan kendaraan listrik di Indonesia, kebutuhan terhadap infrastruktur pendukung juga ikut melonjak. Boyke menegaskan bahwa bisnis ini bukan sekadar peluang ekonomi, tetapi juga bagian dari upaya mempercepat dekarbonisasi sektor transportasi nasional.
“Selain dari sisi bisnis yang menguntungkan, ekspansi SPKLU dan SPBKLU juga mempercepat pencapaian target net zero emission Indonesia. Semakin banyak fasilitas ini tersedia, semakin cepat pula kita beralih ke energi bersih,” tambahnya.
Mengacu pada Peraturan Menteri ESDM No. 24 Tahun 2025, pemerintah menargetkan peningkatan drastis jumlah kendaraan listrik di Indonesia. Hingga 2030, diproyeksikan ada sekitar 900 ribu unit kendaraan listrik roda empat dan 13 juta unit roda dua yang beroperasi di Tanah Air.
Dengan pertumbuhan yang pesat ini, ketersediaan SPKLU dan SPBKLU menjadi faktor kunci dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik. Para pelaku usaha yang masuk ke sektor ini sejak dini berpotensi mendapatkan keuntungan besar seiring bertambahnya pengguna kendaraan listrik.
“Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Infrastruktur pendukung seperti SPKLU dan SPBKLU harus tumbuh seiring peningkatan jumlah kendaraan listrik agar transisi energi bersih berjalan lancar,” jelas Boyke.
Dalam upaya mempercepat pembangunan infrastruktur kendaraan listrik, ENTREV (Enhancing Readiness for The Transition to Electric Vehicles in Indonesia) menjadi salah satu proyek strategis yang melibatkan kerja sama antara United Nations Development Programme (UNDP) dan Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (GATRIK).
Program ini bertujuan untuk menguatkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, memastikan regulasi yang mendukung, serta menarik lebih banyak investasi ke dalam industri ini.
Dengan dukungan kebijakan yang semakin matang serta pertumbuhan kendaraan listrik yang pesat, bisnis SPKLU dan SPBKLU kini menjadi sektor yang sangat menjanjikan bagi investor dan pelaku usaha yang ingin ikut serta dalam revolusi transportasi ramah lingkungan.