Literasi digital menjadi satu poin penting untuk meningkatkan kesadaran bermedia sosial yang bijak. Berbagai macam pendekatan bisa ditempuh untuk mempermudah penyampaian informasi. Diberi literatur bacaan saja tidak akan bisa dipahami karena budaya malas baca masih cukup tinggi di negara Indonesia.
Karenanya Ariyo Zidni, pendongeng menyampaikan literasi digital dengan kekuatan terbesarnya yaitu bertutur. Budaya bertutur bagi pria yang akrab disapa Kak Aio itu adalah penyesuaiannya mengakselerasi narasi secara digital lewat video.
Kak Aio pun menuturkan hak dan kewajiban sebagai warga digital kita itu harus ada panduannya. Namun kita tak perlu pusing-pusing karena sejak awal sudah ada nilai-nilai kebangsaan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang bisa dijadikan panduan.
Wawasan kebangsaan kita yang berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai warga negara sangat tepat jika diterapkan di dunia digital. Indonesia itu kita adalah satu negara yang majemuk multikulturalis dan demokratis sebagai warga negara digital.
Dalam Pancasila sila kesatu kita dikenalkan nilai utamanya cinta kasih selain ke Tuhan Yang Maha Esa kita menjalin relasi dengan sesama. Sila kedua kita itu kesetaraan berarti kita harus berlaku adil tidak diskriminatif dan toleransi di ruang digital.
“Sila ketiga harmoni mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan golongan dan pribadi dan seterusnya,” terang Kak Aio.
Hak digital menyangkut persoalan akses untuk mendapat informasi, melakukan kebebasan berekspresi dan juga hak perlindungan data pribadi dan hak atas kekayaan intelektual di dunia digital. Hak itu sama dengan hak asasi manusia karena menjamin warga negara untuk mengakses, membuat, menyebarluaskan itu untuk membuat kita merasa aman.
“Kewajiban kita juga untuk harus menjaga hak-hak digital orang lain, menjaga reputasi orang lain dan menjaga keamanan digital nasional dengan tidak membuat konten memecahbelah,” jelasnya.
Webinar Literasi Digital merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Pembicara lain Giri Lukmanto dari Mafindo membahas cakap bermedia sosial, Heni Mulyati dari Mafindo mengenai bijak bermedia sosial dan Xenia Angelica, Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR yang bicara tentang melindungi rekam jejak digital.