Berbicara tentang literasi digital begitu banyak hal yang bisa diulas. Dari sisi kecakapan, etika, keamanan dan budaya. Begitu banyak celah yang bisa memberikan efek negatif lewat media digital jika tidak berwawasan.
Salah satunya seperti yang dibahas Khemal Andrias, CEO Next Generation Indonesia, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Cirebon, Jawa Barat, Kamis (10/6/2021). Ia menitikberatkan ulasannya tentang dunia digital erat hubungannya dengan game online.
Penelitian Next Generation Indonesia di Bandung pada 2014 – 2015 mengatakan anak-anak usia sekolah SD menengah bermain video game 28 jam perminggu dan 4jam perhari. Hal ini sudah masuk dalam kecanduan.
Sementara screen time yang dianjurkan America Academy of Pediatrics (AAP) untuk di bawah usia 18 bulan tidak dianjurkan bermain ponsel / nonton televisi. Usia 2-5 tahun cukup 1 jam perhari dan usia 6 – 12 tahun cukup 2jam perhari.
“Karena ada pandemi mata jadi lebih sehat, nggak juga. Tetap saja mata kita ada keterbatasan, ketika screen time jadi yang lebih tinggi. Sederhanannya nih misalkan anak-anak main game Mobile Legend, itu paling cepat sekali main 20 menit. Dan nggak akan cukup main se-game doang,” ujar Khemal.
Bukan sekadar soal kecanduan, video game juga membuat anak-anak mengenal banyak hal yang tidak di usianya. Jika orang tua mau memperhatikan banyak game yang menawarkan kekerasan dan pornografi.
Misalkan game dengan konten kekerasan, adegan pukul-pukulan atau tembak-tembakan dengan darah. Lalu karakter game dengan pakaian seksi dan melakukan gestur tubuh yang tidak dipahami anak-anak. Belum lagi dialog yang kasar dan tindakan kriminal dalam game.
“Ubah mindset bahwa video game itu semanya untuk anak-anak. Video game tidak semua untuk anak-anak. Pelajari sistem rating video game, setiap negara punya standar masing-masing dan manfaatkan fitur parental control, bermain bersama keluarga menjadi lebih baik,” tutur Khemal.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi, ini juga menghadirkan pembicara lain seperti Bambang Iman Santoso (CEO Neuronesia Learning Center), Enda Nasution (Gerakan #BijakBersosmed), Lisa Adhrianti (Japelidi) dan Key Opinion Leader (KOL) Valentina Melati.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.