Bermedia digital tentunya harus didasari dengan pengetahuan dan literasi yang juga up to date. Karena etisnya bermedia sosial harus memiliki beberapa hal. Seperti kesadaran, menyempatkan waktu untuk berpikir sebelum berinteraksi dan berpartisipasi.
Lalu integritas, seperti kejujuran dalam menggunakan jati diri dan keotentikan alias asli. Dan tidak lupa tanggung jawab, harus rela dikonfirmasi dan siap dengan konsekuensinya. Terakhir adalah kebajikan, peduli dengan kemanusiaan, menjaga martabat sebagai sesama manusia.
Astin Meiningsih, Mafindo, menyebutkan dunia digital tempat berkumpulnya pembuat, penyebar dan pengguna internet dalam satu waktu. Karena itu kemungkinan untuk terjadinya singgungan sangat besar. Literasi yang rendah dapat menimbulkan perundungan, hate speed dan baik hal negatif.
Menurut Astin, nilai positif dalam bermedia sosial setidaknya dimulai dari diri sendiri. Seperti ketika membuat akun. Sebaiknya mengunakan identitas asli, gunakan foto sendiri tidak mencuri data orang lain. Tulislah biografi dan profil dengan jelas dan sopan. Tidak mencantumkan informasi data yang terlalu pribadi, SARA, pornografi dan lainnya dan terakhir kenali fitur di platform media sosial yang ditujuk.
Kompetensi etis ada dua poin yaitu interaksi dan partisipasi. Interaksi yaitu proses komunikasi dua arah antara pengguna terkait mendiskusikan ide, topik, isu dalam ruang digital. Partisipasi yaitu proses terlibat aktif dalam berbagi data dan informasi
Kolaborasi. Kedua hal ini penting juga untuk diterapkan dalam bermedia sosial.
“Etika semua adalah hal-hal yang kita lakukan di dunia nyata. Jadi sebenarnya nggak usah capek-capek colong data orang dan terus berbohong. Kalau dari awal sudah niat pakai identitas orang berarti niatnya sudah negatif. Sebaiknya orang-orang dan akun seperti ini dijauhi,” jelas Astin.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini merupakan bagian dari sosialisasi yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi. Selain Astin, pembicara lainnya yang turut hadir adalah Enda Nasution (Gerakan #BijakBersosmed), Astini Kumalasari (Dosen Universitas Dian Nuswantoro), dan Frida Kusumastuti (Universitas Muhammadiyah Malang, Japelidi).
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Webinar ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.