Mengenal Hacker
Hidup di dunia digital tak lepas dari segala risiko dan kejahatan. Karena kejahatan berbasis digital pun semakin hari makin canggih dan sulit dikendalikan. Pencurian data identitas, cloning, SMS atau telepon jebakan, hipnotis, email, akun media sosial diambil alih, beragam bentuknya.
Fakrullah Maulana, Pengurus TIK Indonesia, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/6/2021) menjelaskan berbagai pemain dan jenis kejahatan dunia digital. Pelaku kejahatan digital, peretas data dan segala jenis di internet biasa dikenal dengan sebutan hacker. Namun ternyata hacker pun ada kategorinya.
“Hacker mampu mengidentifikasi dan eksploitasi kerentanan pada suatu sistem atau jaringan untuk mendapatkan akses tidak sah ke dalam sistem tersebut. Semakin kita senang pamer, semakin menguntungkan mereka. Jika kita cakap dalam bermedia, setidaknya proses mereka tidak secepat itu,” ujar Fakrullah.
Hacker terbagi dalam beberapa kategori kecerdasan. Yang tercerdas adalah Black Hat yang melakukan peretasan sistem ke berbagai jaringan besar bahkan pemerintahan. Lalu ada White Hat yang bekerja untuk melindungi serangan Black Hat. Red Hat adalah pemburu Black Hat. Sementara itu Elite adalah hacker by mood. Ia menguasai ketiga ilmu ketiga di atas namun ia bekerja sesuka hati.
“Kita juga harus waspada, wajib memastikan ketika kita mengisi data diri maka data diri kita untuk siapa kita berikan? Bisakah kita dapat garansi jika kerahasiaannya aman dan tidak disebarkan. Pola kerja hacker ada tiga tahap yaitu penelitian, merencanakan, dan eksekusi,” jelasnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini merupakan bagian dari sosialisasi yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi. Selain Fakrullah, pembicara lainnya yang turut hadir adalah Dwi Wahyudi (Relawan TIK Indonesia), Ariyo Zidni (Pendongeng), Farid Zamroni M – (Presidium Mafindo), dan Deananda Ayusaputri sebagai Key Opinion Leader (KOL).
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Webinar ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.