Jika bicara mengenai literasi digital maka akan begitu banyak topik dan pembahasan yang bisa diulas. Karenanya Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 digelar di banyak kabupaten dan kota agar kepedulian masyarakat akan kebutuhan literasi digital harus meningkat.
Salah satu pembahasan menarik berasal dari pembicara Martha Simanjuntak (Founder IWITA – Indonesia Women IT Awareness) dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (14/6/2021). Ia berbicara literasi digital dari sisi bisnis. Secara detail Martha menjelaskan bagaimana bisnis melalui toko online, marketplace ataupun e-commerce bisa berjalan baik
Data dari DanaReksa Research Institure (DRI) menyebutkan 27% pelaku usaha mulai mengadopsi internet dan teknologi infomasi selama pandemi Covid 19 untuk kegiatan pemasaran. Sementara itu Lembaga demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada Oktober 2020 mengeluarkan jenis pengeluaran digital 97% untuk pesan makanan, 76% jasa pengiriman, 75% transportasi, 74% belanja online lainnya adalah donasi, layanan konten (Netflix, Disney+), dan pembelian obat.
Karenanya bisnis online ini jika dikelola dengan baik akan menciptakan pemasukan yang juga stabil. Salah satu perintis Revolusi Industri 4.0, Klaus Schwab, menyatakan revolusi industri 4.0 merupakan sebuah teknologi baru yang menggabungkan dunia fisik, biologis, dan digital. Revolusi ini mempengaruhi semua disiplin ilmu, baik bidang ekonomi maupun industri.
Digitalisasi bisnis adalah perubahan komunikasi, interaksi, dan fungsi bisnis menjadi digital. Pada penerapan bisnis, digitalisasi melakukan transformasi proses bisnis, fungsi, dan model bisnis diaplikasikan pada teknologi digital. Praktisnya, digitalisasi bisnis adalah sebuah bisnis memiliki website dan akun media sosial, selain memanfaatkan marketplace dan layanan online seperti Grab atau Gojek.
Para pelaku bisnis melakukan transaksi, negosiasi, dan komunikasi melalui sebuah aplikasi atau website. Hanya dengan mengakses melalui smartphone, semua kebutuhan terkait transaksi bisnis dapat diselesaikan. Tentu saja kita punya pilihan untuk tidak mengikuti perkembangan zaman, namun pasti ada risiko yang dihadapi karena bukan hanya anda saja yang bergerak di dunia bisnis.
“Biasanya yang bangkrut, itu karena kalah bersaing. Ada beberapa yang tidak maksimal. Misalkan jangkauan penjualan tidak maksimal, biaya operasional tidak efisien, kecepatan layanan kurang karena di marketplace saja ada penilaian untuk kecepatan layanan kita dan kehilangan klien potensial karena kurang cepat tangkap peluang dan lainnya,” ujar Martha.
Secara detail ia pun menjelaskan bagaimana strategi bisnis melalui WhatsApp Business, Website dan Email Business. Ia juga menjelaskan bagimana detail postingan yang tepat sasaran dan bisa menarik pembeli. Namun dasarnya ada empat strategi pemasaran agar konsumen suka produk kita yang dibagikan Martha.
‘Pertama keterlibatan, semakin kita terhubung dengan konsumen, mereka merasa dekat dan akhirnya setia. Kedua buat konten seolah-oleh untuk satu orang. Seolah-olah kita bicara pada seseorang, libatkan pembeli apa yang mereka katanya. Ketiga buat kejutan dan kesenangan, seperti contoh MCD mengeluarkan kemasan BTS itu sebuah kejutan dan menyenangkan. Orang yang suka MCD akan tetap ada, dan banyak pembeli baru karena suka BTS juga. Terakhir yaitu tetap konsisten. Tingkatkan nilai intrinsik usaha Anda. Gambar, konten yang menarik, dan pengiriman Anda semuanya harus tetap konsisten dan berinovasi,” tutupnya.
Webinar Literasi Digital Nasional 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi, ini juga menghadirkan pembicara lain seperti A A Ngr Bagus Aristayudha (Relawan TIK Provinsi Bali, Dosen Universitas Bali Internasional), Mohammad Ridwan (Content Creator), Fikri Mohammad Hakim (Senior Manager Safety) dan Key Opinion Leader Bella Winarta Putri (Digital Content Creator).
Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.