Jejak digital sudah dipahami sebagai sesuatu yang tidak bisa dihilangkan dan sangat berguna di masa depan. Pemerhati dan penggerak media sosial Annisa junaidi dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Senin (14/6/2021) memberi tips apa saja yang dapat membuat jejak digital positif.
Tentu saja lewat konten positif. Salah satunya dengan memamerkan budaya yang kita miliki. Menurut Annisa, hal tersebut lebih baik daripada sibuk memikirkan urusan orang lain.
“Jangan aneh bila di masa depan generasi muda tidak tahu tentang budaya Indonesia. Karena jejak digital yang ditinggalkan oleh kita bukan berupa informasi budaya. Ruang digital sesak dengan opini atau argumen mengenai isu terkini yang sebenarnya tidak penting di masa depan. Mengapa tidak coba untuk membuat konten mengenai daerah sendiri, mulai mengeksplor tempat wisata, makanan khas hingga budaya,” ujarnya.
Untuk membuat jejak digital yang baik, jangan pernah mengunggah tentang kekerasan, hasutan, misalnya ada orang demonstrasi padahal kita tidak mengerti namun berusaha untuk update mengenai demonstrasi. Kita sangat FOMO (Fear of Missing Out), sangat tidak mau ketinggalan posting mengenai hal-hal yang sedang tren saat ini. Jika sebenarnya kita tidak paham malah nanti menyebarkan hoaks. Kekerasan juga akan dikhawatirkan bagi mereka yang memiliki gangguan mental atau kesehatan. Ketika dia melihat kekerasan dia mengalami kecemasan.
Menyangkut FOMO ini, jangan juga ikut-ikutan jualan barang-barang yang sedang naik daun. Walaupun kita tidak tahu persis fungsi aslinya jangan sampai nanti teman kita beli lalu mereka tertipu hanya gara-gara mereka melihat postingan kita. Padahal kita hanya beli kemudian di-posting nanti malah dituding ikut menyebarkan penipuan atau menggunakan produk yang tidak benar.
Kita juga tidak perlu mengunggah hal-hal yang mengerikan seperti senjata tajam karena itu merupakan barang yang tidak semestinya disebarluaskan. Warga net harus tahu batasan, hal apa saja yang tidak sebaiknya disebarluaskan.
Sesuai arahan Presiden Jokowi dengan adanya Gerakan Nasional Literasi digital 2021 guna persatuan dan kesatuan bangsa kewajiban masyarakat untuk meminimalkan konten negatif, membanjiri ruang digital dengan konten-konten positif. Selain itu, tingkatkan kecakapan digital masyarakat agar mampu menciptakan lebih banyak konten kreatif yang mendidik yang menyejukkan yang menyerukan perdamaian internet.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Senin (14/62021) ini juga menghadirkan pembicara Lintang Ratri (JAPELIDI), Vhie Saleindra (Content Creator & Podcaster), Ketut Queena Fredlina (Relawan TIK Bali, STMIK Primakara), dan Key Opinion Leader Jessica Alexy.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.