Internet harus mampu meningkatkan produktivitas masyarakat, membuat UMKM naik kelas, perbanyak UMKM onboarding ke platform e-commerce sehingga internet bisa memberi nilai tambah ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat. Demikian harapan Presiden Joko Widodo saat membuka Gerakan Nasional Literasi Digital 2021.
Digitalisasi UMKM memang dibutuhkan sebagai penggerak ekonomi bangsa. Namun sejumlah data menyebut hanya 27% pelaku usaha yang mulai mengadopsi internet dan teknologi informasi selama pandemi untuk kegiatan pemasaran. Menurut Martha Simanjuntak, Pendiri Indonesia Women IT Awarness (IWITA), angka itu masih kurang harus terus ditingkatkan sebab kini peluangnya semakin besar karena hampir semua orang stay at home.
Melihat data lain mengenai jumlah pengeluaran digital konsumen, 97 persen pesan makanan, 76 jasa pengiriman, 75% transportasi dan 74 belanja online. Begitu besar aktivitas ekonomi di ranah digital ini.
Martha menjelaskan, bisnis digital ialah bisnis yang memiliki website dan akun media sosial. Sudah banyak yang mengetahui apa itu marketplace, toko online tapi mereka banyak juga yang masih tidak paham apa yang harus dilakukan.
“Dampak jika bisnis anda gagal mengikuti revolusi digital kalah bersaing atau bangkrut. Contohnya seperti Bluebird, dulu taksi kita hanya kenal Bluebird sekarang ada taksi online. Tadi konvensional mulai ditinggalkan,” ungkapnya saat berbicara di Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021).
Jika tidak memanfaatkan internet memang tidak maksimal menjangkau, tidak efisien biaya operasional karena banyak untuk SDM. Kecepatan layanan tidak didapat dan dipastikan akan kehilangan konsumen potensial.
Peningkatan e-commerce didorong peningkatan pengguna ponsel pintar di Indonesia. Karena gawai ini jauh lebih mudah diakses oleh sebagian besar pengguna. Laporan McKinsey menyoroti hampir 75% pembeli online di Indonesia menggunakan perangkat seluler. Jauh lebih tinggi daripada Malaysia (62%) dan AS yang lebih jauh (39%).
Bisnis online dapat dimulai siapa saja dan dengan modal terbatas. Asalkan memiliki ide, melihat apa yang orang inginkan, temukan masalah dan berikan solusi. Sementara itu, budaya digital marketing ialah bercerita jadi jualan produk dengan cerita di baliknya akan lebih menarik. Misalnya konten berjualan yang mengandung kearifan lokal.
Martha mengatakan, kini sistem berbisnis online yang saat ini sedang banyak dilakukan ialah dropship dan reseller. “Dropship itu kita tidak perlu stok barang. Kita hanya mempromosikan karena setelah transaksi produk akan langsung dikirim ke konsumen,” jelasnya.
Sedangkan reseller yakni menjual produk orang lain dengan cara membeli dahulu. Artinya, kita memiliki stok barang yang kemudian akan dijual lagi. Produk dapat kita beri langsung kepada konsumen.
Banyak bisnis mengandalkan media sosial dalam upaya digital marketing mereka. Alasannya, selain lebih dekat dengan konsumen, potensinya juga cukup besar dengan pengguna mencapai 160 juta orang di Indonesia. Agar hasilnya optimal, social media marketing harus dilakukan dengan langkah terencana. Mulai dari riset audiens dan pembuatan konten menarik.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Farid Zamroni (Mafindo), Khemal Andreas (Next Generation), Bagus Aristayudha (TIK Bali) dan Key Opinion Leader Rayi Putra.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.