Bukan rahasia lagi warganet Indonesia telah dinobatkan sebagai netizen paling tidak sopan oleh survei Microsoft. Lalu tak lama setelah kabar tersebut dipublikasikan di media sosial, berbondong-bondong warganet Indonesia membombardir postingan Microsoft tersebut dengan hal-hal buruk. Survei pun akhirnya terbukti kuat.
Faktor yang mempengaruhi buruknya indeks kesopanan netizen Indonesia yaitu hoaks, scam, penipuan, ujaran kebencian, dan dikriminasi. Warganet Indonesia haruslah memahami dan mampu menggunakan media sosial dengan jauh lebih baik.
“Kesopanan, keramahan, dan gotong royong itu jati diri kita sebagai bangsa Indonesia. Tapi kenapa di media digital malah kebalikannya. Mereka tidak sadar yang dihadapi di balik akun yang diserang itu manusia juga. Percakapan tetap sesama manusia, aplikasi hanya perantara,” ujar Y. Adven Sarbani anggota MAFINDO yang juga Dosen UKWMS dalam Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (2/7/2021).
Adven mengatakan kebanyakan orang memakai akun palsu untuk menjadi pribadi yang lain di dunia digital. Mereka mengambil foto warga negara lain yang mirip seperti orang Indonesia. Hal itu tentu saja tidak dibenarkan karena setiap akun terkait individunya maka sebaiknya dibuat dengan benar juga.
Ada beberapa tips dan trik optimalisasi media sosial seperti sesuaikan setelan dengan kebutuhan. Optimalisasikan tampilan agar penggunaan fitur dapat mendukung komunikasi daring yang efektif. Sesuaikan setelan dengan perangkat dan kebutuhan penggunaan. Lindungi identitas pribadi yang dimunculkan dalam akun, hindari pelanggaran dalam menggunakan media sosial. Sesuaikan penggunaan media sosial dengan spesifikasi gawai dan ketersediaan layanan jaringan.
“Mari mulai memproduksi dan mendistribusikan konten baik. Janganlah gegabah, mengerti ada UU ITE yang mengatur semua. Memahami ada jejak digital yang ditinggalkan bisa berakibat buruk. Mendorong sinergi untuk berkolaborasi memberi manfaat baik. Kita bisa menekan jumlah konten negatif dengan terus mendorong konten positif,” jelasnya.
Untuk mengetahui apakah informasi yang didapatkan merupakan hoaks atau hal buruk bisa menyimpan nomor WhatsApp Chatbot kalimasada yaitu 0859-2160-0500. Setelah memberikan kalimat pembuka maka Chatbot akan membimbing kita menemukan hal yang diperlukan.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (2/7/2021) juga menghadirkan pembicara Martin Anugerah (Director & Content Creator Cameo Project), Loina Lalolo Krina Perangin-angin (SGU, Mafindo, Tular Nalar), Ginna Desiana (Relawan TIK Jawa Barat dan Creator game board DolananYuk.id), dan Key Opinion Leader Yohanna Djong.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.