Dunia di era revolusi industri ke-4 memaksa kita beradaptasi dengan kondisi yang terjadi hari ini, terutama kecepatan perkembangan teknologi. Rata-rata masyarakat Indonesia mengakses internet itu 8 jam 52 menit perhari.
Mario Davis, seorang pengurus RTIK, menyatakan lebih detail lagi setiap orang di Indonesia itu buka handphone itu sampai 80 kali sehari. Ada yang membuka 1 menit terus kemudian tutup lagi terus kemudian buka lagi. Kaitannya dengan pengguna smartphone kita ada 195,3 juta pengguna smartphone di Indonesia.
“Lalu, kaitannya ke jumlah transaksi kalau bisa dilihat hari ini jumlah transaksi e-commerce dibandingkan dengan 2017 sejumlah 42,2 triliun. Kemudian pada 2020 ini 266,3 triliun. Terjadi peningkatan sebanyak 5 kali lipat pada transaksi di pasar digital. Inilah kondisi digital kita hari ini yang mau tidak mau kemudian kita perlu melihat ini akan semakin besar,” ujarnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (15/7/2021).
Sebelum masa era ditemukannya teknologi, di abad 6000 SM cara kita bertransaksi dengan cara barter. Misalnya satu karung beras ditukar dengan satu karung ikan. Subang juga merasakan di era revolusi pertama ini sebagai salah satu penghasil teh dan kopi.
Munculnya listrik, televisi, radio dari segala macam. Cara orang beriklan juga mulai berubah ini berdampak besarnya akan munculnya pesawat komputer. Pada revolusi industri ketiga, cara orang beriklan juga berubah dari revolusi industri ke-1 ke-2. Orang beriklan dengan media koran dengan disablon. Era revolusi industri ketiga mulai pesat pertumbuhan periklanan di TV.
“Kini kita masuk di era revolusi industri ke-4, dipicu dengan munculnya internet of things ini. Revolusi industri ke-4 ini ini merubah pola dan wajah ekonomi dunia saat ini. Dilihat cara kita berusaha nggak harus punya hotel yang banyak tapi mereka bisa jualan penginapan-penginapan bisa seperti AirBnB dan Traveloka. Kemudian pembelajaran online ini juga sudah mulai pesat, bisa akses secara mandiri kursus-kursus apa yang ingin kita pelajari, skill apa yang ingin kita perbarui,” jelasnya.
Layanan kesehatan juga hari ini kita sudah bisa akses melalui internet. Jadi berobat dari rumah dengan beberapa aplikasi konsultasi dengan dokter. Lalu, dokter memberikan resep obat kemudian obatnya sampai di depan rumah.
Perubahan budaya juga terjadi pada aktivitas mendengarkan lagu, menonton film, menonton TV. Segalanya saat ini bisa menggunakan internet dan berlangganan aplikasi platform digital. Perubahan budaya lainnya ialah cara pembayaran cashless. Sistem pembayaran dengan cash mulai tergantikan sebagian. Terlihat pergeseran budayanya dan relevan dengan masa kini.
Beberapa pekerjaan juga berubah, seperti penjaga pintu tol. Saat ini transaksi menggunakan uang elektronik yang dapat dilakukan dengan sekali tap. Oleh karena itu, kita harus beradaptasi dan mempelajari skill-nya juga. Semua pekerjaan baru yang akan tumbuh dan tak terduga berkaitan dengan adanya revolusi industri 4. Maka dari itu, adaptasi penting untuk menghindari ketertinggalan teknologi yang berkembang semakin pesat.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (15/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara, Michael Sjukrie (Padi Course Director Underwater Photography), Mario Davis (Pengurus RTIK), Amykamila (CEO @Heysobofficial), Muhammad Nur Fajar Muharom (Relawan TIK Indonesia), dan Gabriela Citra sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.