Budaya digital mengacu pada budaya yang dibentuk oleh kemunculan dan penggunaan teknologi digital secara masif. Digitalisasi ikut memberi pengaruh besar di era ini, karena kehadiran dan pertumbuhan internet sebagai bentuk komunikasi massa.
Sementara itu, media sosial sebagai sebuah media daring membuat para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, berjejaring tanpa dibatadi ruang dan waktu. Adanya media sosial ini memiliki dampak positif, mempermudah penggunanya menghimpun keluarga, saudara, kerabat yang tersebar. Media sosial juga berfungsi sebagai penyebar informasi, memperluas jaringan pertemanan, sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial, dan sebagai media promosi bisnis.
Perkembangan media sosial di Indonesia dari 175,4 juta pengguna di antaranya terdapat 160 juta orang aktif di sosial media. Dengan aktifitas massif di sosial media dan bagaimana masyarakat berkomentar baru-baru ini netizen Indonesia menempati urutan terbawah menurut survei Digital Civility Index (DCI).
Microsoft mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya dan mengamati sekitar 16.000 responden di 32 wilayah selama bulan April hingga Mei 2020.
“Lucunya setelah itu akun Microsoft diserang, sekitar dua ribu komentar hingga harus menurup kolom komentarnya. Jadi memang terbukti bahwa netizen Indonesia perlu literasi digital,” Ujar Danan Dna, Creativepreneur CEO Swell Extended Fam, saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, Kamis (22/7/2021).
Nara sumber lainnya Iman Darmawan, seorang Fasilitator Public Speaking & Founder IMan KoMunika mengungkapkan, dunia digital menawarkan dunia baru, gap generasi baru, selain itu posisi tiap individu di dunia digital memiliki kebutuhan dan nilai masing-masing misalnya content creator, maupun peran digital marketing yang mempunyai peran membantu di bidangnya.
“Ada banyak faktor negatif dan positif dari digitalisasi, namun bila setiap orang bisa menemukan nilai, segmen, dan posisi di dunia digital maka individu tersebut akan mendapatkan manfaat dari internet,” kata Iman.
Sementara budaya yang sehat memberikan pedoman atau kode perilaku tidak tertulis yang mengarahkan individu untuk bertindak secara tepat dan membuat pilihan yang benar.
“Buatlah pilihan-pilihan secara sadar, apa yang Anda klik apa yang Anda share. Lindungi data pribadi Anda sebab di dunia digital siapa pun bisa jadi siapa pun,” ujarnya.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Henry V Herlambang, CMO Kadobox dan Rino, Kaprodi Teknik Informatika Universitas Buddhi Dharma.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.