Sebutan native digital diberikan kepada mereka yang lahir dalam era teknologi sudah berkembang pesat. Sebenarnya, dari kalangan mana saja native digital ini akan tetap ada selama orang-orang di sekililingnya menggunakan perangkat digital. Tugas setiap orang tua untuk mempersiapkan anak menghadapi zamannya, mempersiapkan anak untuk menghadapi era digital saat ini dan masa mendatang.
Psikolog Byrlina Gyamirti, menyebut meskipun orang tua termasuk generasi imigran digital atau individu yang lahir sebelum munculnya teknologi digital. Mau tidak mau, suka tidak suka harus masuk dalam dunia digital untuk bisa beradaptasi dengan berbagai kepentingan di zaman sekarang. Ditambah mereka harus membersamai para native digital atau anak-anak mereka memasuki ruang digital yang penuh tantangan.
“Walaupun mereka native digital, saat lahir teknologi sudah canggih, mereka tetap harus dibekali kecakapan digital yang memadai. Jangan lupakan untuk juga memberikan literasi digital kepada mereka sambil tetap mendampingi dan memberikan batasan-batasan sesuai dengan aturan kita sebagai orang tua bagaimana menggunakan media digital,” ungkapnya di webinar Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 untuk wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (6/8/2021)
Orang tua diharapkan mampu melindungi anak-anak dari ancaman era digital tetapi tidak menghalangi potensi manfaat yang bisa ditawarkannya. Menjadi lebih peduli bukan membatasi namun orang tua dapat bersama-sama bermedia digital secara positif. Orang tua sebaiknya paham perangkat dan media digital karena teknologi seperti pisau bermata dua kalau salah maka celakalah penggunanya semakin canggih semakin tajam dan semakin menuntut extra tanggung jawab.
Baginya, perilaku berkomunikasi di internal keluarga dan peran orang tua adalah faktor dominan dan penentu untuk melindungi anak dan keluarga dari penggunaan perangkat dan paparan media digital yang berdampak negatif. Maka, biarkan anak mulai mengakses internet bermedia sosial jika sudah lebih dari 13 tahun, namun tetap kenali dampak buruk dan positif penggunaan internet.
“Saat di media sosial berikan kesempatan untuk berekspresi, tetap terhubung dengan teman-teman lamanya, biarkan juga mereka bertemu dengan teman baru dalam jaringan. Mendapat informasi terbaru secara cepat namun tetap diberitahu soal hoaks,” jelasnya.
Berikan akses dan penggunaan ponsel agar mereka dapat lebih mudah terhubung dengan orangtua dapat memeprluas jaringan pertemanan dan hubungan sosial. Kenali dampak buruk, seperti mereka akan lebih banyak waktu di ponsel, akan selalu ingin mengikuti tren terbaru hingga segala bentuk kriminal yang ada.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (6/8/2021) juga menghadirkan pembicara Soni Mongan (Kreator Konten), Oriza Sativa (Psikolog RS. Mayapada), Aris S Ripandi (RTIK Sukabumi), dan Yumna Aisyah sebagai Key Opinion Leader.