Password menjadi hal yang krusial di dalam dunia digital, namun seringkali pengguna internet abai dalam membuat kata sandi. Padahal di luar sana banyak peretas akun yang mencoba membuka akun-akun media sosial. Mereka memanfatkan keuntungan dengan mencoba beberapa kemungkinan hingga membuntuti calon korban. Mem-profiling dengan menebak-nebak hari perayaan yang kerap kita unggah dalam media sosial yang mereka coba buka.
Alfret Nara, Practitioner IT berbagi apa saja kebiasaan buruk para pengguna media sosial dalam menggunakan kata sandi ketika menjadi narasumber dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (16/8/2021).
Satu hal yang diperhatikan dalam membuat kata sandi ialah dengan mengkombinasikan huruf, angka dan simbol. Sebab akan ada 90 karakter yang tersedia sehingga ada 4.304 triliun kombinasi kata sandi yang mungkin bisa digunakan. Ini yang paling sulit ditebak para peretas. Berbeda jika hanya menggunakan angka saja yang terdiri dari 10 karakter, kombinasinya hanya 10.000 yang artinya dapat dengan mudah dicoba sampai ditemukan kombinasi yang sesuai.
Inilah beberapa langkah yang harus dihindari dalam pembuatan password:
- Menyertakan nama dalam kata sandi, contohnya Budi123.
- Menggunakan karakter dalam baris pertama di keyboard yaitu, qwerty.
- Menyertakan tanggal lahir maupun angka lain yang berhubungan dengan diri kita, lebih parah jika menyertakan nomor identitas.
- Memilih kata ‘password’ sebagai kata sandi.
- Menggunakan kata sandi yang sama untuk beberapa akun. Jika salah satu akun kita diretas, kemungkinan hacker akan mencoba membuka akun yang lain.
- Menggunakan huruf kapital kecil.
- Menuliskan kata sandi di kertas ataupun benda lain yang dapat mudah hilang. Gunakan buku untuk mencatat password.
- Membagikan kata sandi kepada orang lain.
- Menyimpan kata sandi di browser terutama di gawai ataupun perangkata lain yang memiliki risiko hilang atau dipinjam orang lain.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (16/8/2021), juga menghadirkan pembicara Geri Sugiran (Dewan Pembina RTIK Jawa barat), Ronal Tuhatu (Psikolog), Stefani Anggriani (Makeup Influencer), dan Clarissa Darwin sebagai Key Opinion Leader.