Selama pandemi ini belanja online menjadi sebuah kebutuhan, maka tidak salah belanja online memiliki banyak kelebihan. Seperti menhindari kontak lansung antara pembeli dan penjual, menghindari risiko penularan melalui barang. Mudah menemukan barang yang diinginkan dan ditambah bonus potongan harga.
“Di setiap marketplace atau situs berbelanja online ada filter dan kita bisa memilah dahulu apa yang kita butuhkan bahkan sesuai senan dompet kita. Kita dapat menentukan range harga tertentu,” jelas Santia Dewi, Pengusaha Online saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (16/8/2021).
Santia yang juga baru terjun dalam bisnis online saat pandemi ini pun mengatakan, kalau pengusaha selalu membuat pembeli percaya bahwa toko online mereka benar bukan penipu. Jika di media sosial, sering mengadakan live untuk promosi atau pun flash sale, setiap hari membaikan konten mengenai tokonya. Seperti situasi terkini di toko, paket-paket yang akan dikirim, suasana admin bekerja agar pembeli yakin jika mereka toko online yang terpercaya. Cara ini dapat digunakan para pembeli untuk melihat mana online shop yang benar.
“Kalau di luar marketplace harus lihat keaktifan mereka. Kemudian waspada harga murah dari pasaran dan tentu harus membaca baik baik deskripsi produk agat tidak salah mengira,” tuturnya.
Tips lain yakni baca term & condition, pilih pembayaran yang aman, simpan bukti transaksi. Kini lebih mudah menggunakan melalui e-banking semua dapat ditransfer dalam hitungan menit namun perlu waspada. Sebaiknya tidak mengunakan koneksi Wi-Fi publik, install aplikasi hanya melalui Play Store dan App Store dan jaga selalu password juga PIN yang dipakai pastikan bukan kode yang mudah ditebak. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (16/8/2021) juga menghadirkan pembicara Ryzki Hawadi (CEO Attention Indonesia), Bukhori (Social Media Specialist), Gunawan Lamri (CEO PT. Kuliner Anak Indonesia), dan Diza Gondo sebagai Key Opinion Leader.