Semua sudah memahami bagaimana hoaks menjadi tantangan di dunia digital saat ini karena sangat membawa pengaruh negatif di ruang digital. Membuang-buang waktu dan uang, tidak jarang informasi yang viral dan menarik perhatian kita untuk sejenak sehingga membuang waktu. Hoaks juga dapat digunakan sebagai alat untuk pengalihan isu juga penipuan publik.
Maka sebelum mem-posting sesuatu seseorang harus memikirkan banyak hal terlebih dahulu. Antara lain siapa saja yang dapat membaca postingan kita, apakah kita sedang dalam posisi marah, apakah kita terlalu membuka data pribadi atau sedang membuka keburukan diri sendiri. Jangan lupa juga memikirkan apakah postingan ini dapat menyinggung seseorang atau malah orang bisa salang tangkap dengan maksud omongan saya.
“Sebab anak muda zaman sekarang itu memiliki CV tambahan yakni rekam jejak digital di media sosial. Jangan sampai kita mengabaikan pertanyaan-pertanyaan ini dan sembarangan dalam memposting sesuatu,” ungkap Muhammad Said Hasibuan, Sekjen Relawan TIK Indonesia saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021).
Tidak lupa untuk selalu mengecek fakta jika menerima informasi di fakta.com, mengecek sebuah gambar benar atau tidak di Google Image. Portal online detik.com juga menyediakan cek fakta di hoaksornnot.detik.com dan untuk melaporkan konten bermasalah ke aduankonten@mail.kominfo.go.id.
Maka pihak lain yang harus turut serta membahas hoaks ini ialah media massa. Lantas peran media massa menjadi sangat penting untuk menangkal hoaks. Jangan biarkan masyarakat menunggu terlalu lama untuk mengetahui sebuah informasi tersebut merupakan bohong belaka atau hoaks. Bagaimana dapat meng-update data hoaks, terus memberikan informasi yang aktual dan terpecaya.
“Media massa juga harus berperan sebagai verifikator, dengan cepat mereka berkoordinasi dengan pihak terkait atau beberapa kepala daerah agar hoaks tidak meluas di daerah mereka. Indonesia ini luas bukan satu daerah kecil dan memang menjadai pasar hoaks,” tutur pengurus pusat Aptikom ini.
Said menyatakan, mengutip dari Al-qur’an Surah An-nur :15 yang berbunyi, Ingatlah ketika kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikitpun dan kamu menganggapnya remeh. Padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021) juga menghadirkan pembicara Stelita Marsha (Staf Ahli Kemendikbudristek), Aaron Daniel (Kreator Konten), Fikri Mohammad Hakim (Senior Manager Safety), dan Gabriela Citra sebagai Key Opinion Leader.