Hal penting yang perlu disadari manusia dalam memiliki budaya komunikasi digital yang positif antara lain menerapkan sikap yang cakap dalam bersosialisasi atau berkomunikasi. Memiliki sikap yang berbudaya, berbangsa dan bernegara memiliki sikap untuk dapat memanfaatkan budaya digital dalam upaya pemanfaatan teknologi informasi komunikasi khususnya dalam dunia pendidikan sempat budaya digital juga mengajarkan cara mempertahankan kemampuan untuk mencintai produk dalam negeri termasuk hasil karya orang lain.
Dedi Junaedi, Sekretaris Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Provinsi Jawa Barat mengatakan, intinya kita dalam berbudaya digital tidak melupakan apa yang menjadi dasar negara, apa yang biasa kita lakukan di dunia luar jaringan. Bagaimana kita berbangsa bernegara kita memiliki dasar Pancasila kita memiliki memiliki dasar yang tetap harus di lakukan di dunia.
“Tantangan dalam pemanfaatan budaya digital komunikasi antara lain jaringan internet yang tidak stabil biasanya terjadi di beberapa daerah atau terkendala pada website yang digunakan seperti pembelajaran online dan lain-lain gagap teknologi identik dengan lemahnya kemampuan seseorang dalam menggunakan fasilitas dari produk-produk teknologi. Tentu ini bisa dipelajari asal seseorang itu memang ini mau mempelajarinya biasanya terjadi pada orang-orang yang sudah tua,” ungkapnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (26/8/2021).
Belum meratanya infrastruktur pendukung dalam penerapan teknologi di bidang pendidikan dan ketidaksiapan sumber daya manusia untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran juga menjadi tantangan. Tujuan dari budaya bermedia digital ini adalah untuk menjadikan budaya digital yang tumbuh pesat tidak lepas dari nilai-nilai kewarganegaraan dan budaya Indonesia perhatian terhadap perkembangan karakter. Karakter harus menjiwai setiap unsur yang terkait dengan literasi digital mulai dari konsep hingga aplikasinya dalam kehidupan masyarakat nusantara.
Maka dari itu Pancasila dapat menjadi pegangan hidup manusia ketika mereka melakukan interaksi dalam kehidupan berkeluarga dan di ruang digital. Terutama ketika mereka harus berinteraksi dalam berbagai golongan multi etnis dan budaya dalam masyarakat. Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dapat menjadi acuan nilai dalam mengelola konflik antarbudaya yang mungkin timbul ketika kita sedang bermedia sosial sekaligus juga manakala kita membangun komunitas digital berbasis keragaman budaya dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia.
Tiga aspek penting dalam membangun budaya digital itu adalah berpartisipasi, masyarakat memberikan kontribusi untuk tujuan bersama. Untuk perbaikan yaitu bagaimana mengubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat.
“Dengan budaya digital membuat hal baru yaitu bagaimana memanfaatkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya untuk membentuk hal-hal baru saat ini,” jelasnya.
Budaya digital juga mengubah gaya komunikasi, budaya komunikasi berasal dari budaya tutur atau lisan menjadi piranti utama dalam menggali dan memberikan informasi. Kemudian budaya tulis yang mana tulisan menjadi piranti lanjutan yang penting dalam bertukar informasi setelah era budaya tutur. Terakhir budaya tutur atau digital seperti dunia digital menjadi media penting dalam pertukaran informasi dan pergaulan.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar juga menghadirkan pembicara Geri Sugiran (Ketua Relawan TIK Sukabumi), Soni Mongan (Kreator Konten), Febriyanti Kristiani (founder @vitaminmonster), dan Kevin Joshua sebagai Key Opinion Leader.