Efek pandemi meruntuhkan ekonomi termasuk kesehatan fisik juga mental semua terganggu, kasus positif yang belum juga turun hingga banyak orang yang tidak bekerja. Kabar-kabar seperti itu yang kerap menggangu kesehatan mental, orang mudah stres akhir-akhir ini.
Kita tidak bisa mengubah pandemi tapi yang dapat kita ubah ialah cara pandang mengenai pandemi ini seperti apa. Itu yang jauh lebih penting daripada kita hanya sibuk menyalahkan pemerintah.
Pebisnis Anthony Sudarsono CEO First Class Property mengatakan, cara tetap bertahan di era pandemi dan tetap terhubung ke pelanggan ialah dengan inovasi lewat dunia digital. Industri makanan di awal pandemi sempat menurunnamun sekarang kembali melesat akibat berinovasi. Untuk sektor properti pun meningkat dengan melihat properti apa yang dibutuhkan saat di situasi seperti saat ini.
“Banyak UMKM baru untuk maju lebih besar lagi karena kalau perusahaan besar justru sulit bertahan. Mereka terbiasa dengan operasional yanga besar tapi UMKM disini lebihbisa beradaptasi dan langsung bis eksekusi jika ada perubahan. Ketika ada pandemi ini adalah kesempatanuntuk raising star untuk perusahaan kecil menjadi perusahaan dengan skala besar,” ungkapnya di Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/8/2021).
Maka, inilah kesempatannya untuk go digital karena dengan digital market kita menjadi satu dunia tidak terbatas jarak. Sebenarnya produk dan jasa apa saja yang dapat dijual atau tawarkan secara online. Anthony mengatakan, menjual mobil juga kini dapat dilakuakn di online. Kalau dulu di daerah jika ingin bisnis jual beli mobil harus memiliki lahan luas atau berjualan di pinggir jalan. Tapi sekarang misalnya kita dapat menawarkan di OLX, jangkauan luas. Jadi tidak alasan tidak memiliki produk karena kitabisa membantu orang menjual sesuatu termasuk mobil, hanya cukup kita foto produk yang akan kita jual kemudian kita gunakan media sosial untuk mempromosikan atau dimasukan ke marketplace.
Harus pindah ke e-commerce karena menjadi bom waktu semua butuh, semua akanbelanja online nilai transaksi beberapa marketplace pun luar biasa dalam sebulan mencapai milyaran rupiah. Para pengusaha kuliner juga wajib online karena adanya pembatasan aktivitas masyarakat membuat banyak restoran terpaksa tidak ada makan di tempat sehingga sudah wajib untuk masuk dalam aplikasi pemesanan makanan seperti Gofood, Grabfood, Shopeefood dan Traveloka Eat.
“Bagi para pebisnis makanan yang biasa di mall bagaimana mereka membayar sewa tempat namun pembeli offline-nya tidak ada. Kini saat mall dibuka kembali beberapa pengunjung sudah bisa makan di tempat meskipun dibatasi waktu makan. Belum banyak juga yang dating, tidak seperti pembeli melalui online. Tidak pernah terpikirkan oleh para pengusaha harus lebih menomorsatukan pembeli online yang memang jumlahnya lebih banyak dari yang datang langsung,” jelasnya.
Setelah masuk gunakan promo agar lebih menarik pelanggan, kecilkan HPP (Harga Pokok Penjualan) supaya ketika ada promo dapat diikuti terus. Di industri kuliner terjadi perubahan, dilihat dari restoran, secara operasional berubah semua akan lebih minim. Proses makanannya pada prinsipnya sama menyediakan makanan yang enak, kalau dulu di restoran karyawannya banyak mulai dari chef hingga kasir, harus sewa ruko, sewa billboard sedangkan sekarang berbeda.
Makanannya yang cepat disajikan, dengan karyawan sedikit tidak perlu menyewa tempat hanya cukup dengan menggunakan online food court yakni sebuah ruko yang disewakan dengan ukuran kecil, cukup menyediakan 1 kayawan saja untuk memanaskan makanan. Jualannya benar online ini sangat menghemat dari yang ratusan juta hingga kini hanya 2-3 juta saja penyewaannya
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar juga menghadirkan pembicara Fajar Eri Dianto (Ketua Umum RTIK), Muhammad Ayip Faturohman (relawan TIK Kota Cirebon), , Dian Nurawaliah Sonjaya (Founder Maleeha Skincare), dan Ibrahim Hanif sebagai Key Opinion Leader.